Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tahu Tempe Naik Rp1.000-2.000 Per Potong

Kompas.com - 27/07/2012, 17:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Primer Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI) wilayah Jakarta Timur, Suyanto, mengatakan, produksi tahu dan tempe di DKI Jakarta akan kembali berjalan. Namun, harga tahu dan tempe di pasaran akan tetap dinaikkan.

"Mulai besok, tahu dan tempe akan kembali didistribusikan kepada pedagang di pasar tradisional dan pasar modern di Jakarta. Namun, harga tahu dan tempe di pasaran akan tetap dinaikkan," ujar Suyanto, di Jakarta, Jumat, (27/7/2012).

Menurutnya, harga tempe dan tahu akan naik harganya mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 2.000. "Untuk tempe yang biasa dijual Rp 1.000 naik menjadi Rp 2.000 per potong. Sedangkan yang ukuran besar, biasanya Rp 6.000 dinaikkan menjadi Rp 8.000," katanya.

Suyanto mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan antara perajin tahu dan tempe dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta.

Dari pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi perajin tahu dan tempe.

Diantaranya, menurunkan bea masuk impor kedelai dari 5 persen menjadi 0 persen, terhitung 1 Agustus hingga Desember 2012. Kemudian, pengusaha akan difasilitasi untuk membeli kedelai langsung ke importir.

Untuk membantu perajin terlibat langsung dalam mengimpor kedelai, terkait pendanaan, mereka akan difasilitasi dengan bantuan perbankan.

"Penurunan bea impor kedelai merupakan tuntutan utama para perajin. Saya mengharapkan, peniadaan bea impor ini berlangsung terus. Tidak hanya sampai Desember 2012 saja. Dulu tahun 2008 bea impor dinaikkan, kami (perajin tahu dan tempe) turun ke jalan menuntut agar dihapuskan. Sehingga dari 2008 sampai 2011 itu tidak ada bea impor sama sekali," ujar Suyanto.

Kemudian, kata Suyanto, baru pada awal 2012 dikenakan lagi sebanyak 5 persen. "Seharusnya jangan sampai kami turun lagi ke jalanan agar bea impor kedelai ditiadakan," katanya.

Ia menuturkan, pihak Kopti mendukung gagasan pemerintah dalam melibatkan perajin tahu dan tempe untuk membeli langsung kedelai ke importir.

"Tetapi, tanpa pendanaan dari pemerintah, gagasan tersebut tidak akan bisa direalisasikan. Kami tidak punya dana, pengalaman juga tidak ada. Kemarin memang perwakilan dari Bank DKI turut hadir, tetapi belum ada pembahasan lebih lanjut," tandas Suyanto.

Seperti yang diberitakan, sejak 25-27 Juli ini perajin tahu dan tempe melakukan aksi mogok produksi. Aksi tersebut merupakan respons atas kenaikan harga kedelai di pasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

    Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

    Whats New
    Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

    Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

    Whats New
    [POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

    [POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

    Whats New
    Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

    Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

    Whats New
    Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

    Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

    Spend Smart
    Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

    Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

    Earn Smart
    Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

    Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

    Spend Smart
    Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

    Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

    Whats New
    Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

    Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

    Whats New
    Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

    Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

    Whats New
    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Whats New
    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    Whats New
    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Whats New
    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Whats New
    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com