Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Lihat Karapan Babi di Festival Lembah Baliem

Kompas.com - 29/07/2012, 13:29 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika mendengar istilah karapan, pasti identik dengan sapi atau kerbau. Namun, di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, ada pula ajang karapan. Tetapi, bukan karapan sapi ataupun karapan kerbau yang menjadi tunggangannya, melainkan babi.

Salah satu atraksi Festival Budaya Lembah Baliem akan menampilkan karapan babi. Karapan babi sudah menjadi tradisi bagi masyarakat setempat. Festival tersebut akan berlangsung di Desa Wosi, Distrik Wosilimo, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada tanggal 8-11 Agustus 2012.

"Yang ditampilkan di Lembah Baliem adalah bukan sesuatu yang direkayasa tapi merupakan kebiasan dari tradisi hidup masyarakat yang terus menerus dibawa," ungkap Bupati Kabupaten Jayawijaya Wempi Wetipo, dalam jumpa pers persiapan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) 2012 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat (27/7/2012).

Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparenkraf) Sapta Nirwandar, Festival Budaya Lembah Baliem ini merupakan festival tertua yang ada di Indonesia.

"Festival pada tahun ini yang ke-23. 23 means (berarti) sudah 23 tahun adanya festival ini," ungkapnya.

Hal ini diperkuat dengan penuturan Wempi, yang menyatakan festival ini pertama kali dimulai pada tahun 1990. Dalam perayaan ini dipertunjukkan berbagai atraksi yang ditampilkan oleh masyarakat setempat.

Atraksi tersebut di antaranya pertunjukan perang-perangan yang menjadi tradisi masyarakat setempat sebelum agama Kristen masuk, beragam tari-tarian seperti tari muda-mudi mencari jodoh, tarian adat pesta kawin, serta tarian adat pada saat upacara adat, dan yang paling unik ialah atraksi karapan babi yang dilakukan oleh kaum perempuan.

"Kenapa kita juga ada kegiatan karapan babi yang akan kita laksanakan, karena itu identik dengan kehidupan masyarakat yang merupakan sejarah turun temurun," tutur Wempi.

Menurutnya, kegiatan ini sendiri dilakukan untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang telah ada pada masyarakat setempat selama bertahun-tahun silam. Selain itu, wisatawan yang datang pada festival ini dapat pula ikut serta dalam setiap kegiatan yang ada.

Misalnya berpartisipasi menghias badan, memakai koteka maupun noken (tas tradisional masyarakat Papua), serta berbagai perlombaan seperti lomba memanah dan lomba lempar tombak.Acara ini akan dilaksanakan selama tiga hari.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com