JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih hingga semester I-2012, naik 13 persen dari Rp 6,323 triliun menjadi 7,147 triliun. Kenaikan ditopang oleh pendapatan bunga bersih dan premi perseroan yang tumbuh 22,9 persen dari Rp 11,2 triliun menjadi Rp 13,7 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, menjelaskan fee based income sempat tertekan 7,2 persen dari Rp 6,177 triliun menjadi Rp 5,73 triliun. "Fee based income tertekan disebabkan karena penurunan keuntungan dari surat berharga," kata Zulkifli saat konferensi pers di Plaza Mandiri Jakarta, Senin (30/7/2012).
Di sisi pendapatan provisi, komisi, dan transaksi valas, perseroan masih mencatatkan kenaikan 23 persen dari Rp 3,379 triliun menjadi Rp 4,156 triliun. Sementara itu, keuntungan dari surat berharga turun 124 persen dari Rp 63 miliar menjadi rugi Rp 15 miliar. Adapun pendapatan lainnya juga turun 41,7 persen dari Rp 2,73 triliun menjadi Rp 1,59 triliun.
"Pendapatan lainnya ini juga termasuk recurring income dari Garuda sebesar Rp 1,4 triliun," tambahnya.
Namun di sisi lain, pendapatan operasional juga meningkat 12,2 persen dari Rp 17,39 triliun menjadi Rp 19,5 triliun. Karena itu, perseroan masih bisa meraih laba. Di sisi kredit, perseroan mencatat kenaikan 26,6 persen dari Rp 276,7 triliun menjadi Rp 350,4 triliun.
Kredit terbesar di segmen mikro yang tumbuh 77,2 persen menjadi Rp 15,1 triliun dengan total nasabah menjadi 764.700 nasabah. Sedangkan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) naik 33,6 persen menjadi Rp 47,6 triliun. Kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp 8,6 triliun dengan 177.500 nasabah.
"Dibanding kuartal I-2012 yang masih tumbuh 29,9 persen, kredit di kuartal II-2012 memang sedikit lebih rendah, tapi kami akan jaga kredit hingga akhir tahun sekitar 22-24 persen," katanya.
Di sisi dana pihak ketiga (DPK), perseroan mencatatkan kenaikan 15,3 persen dari Rp 362,637 triliun menjadi Rp 418,2 triliun. Kontribusinya tabungan naik 24,6 persen dari Rp 139,14 triliun menjadi Rp 173,4 triliun dan giro naik 23,9 persen dari Rp 70,2 triliun menjadi Rp 87 triliun. Dari sisi loan to deposit ratio (LDR) sudah naik 5,92 persen menjadi 83,43 persen, rasio kredit bermasalah (NPL) gross turun dari 2,42 persen menjadi 2,07 persen. Sementara itu, NPL net turun dari 0,58 persen menjadi 0,55 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) turun tipis dari 16,78 persen menjadi 16,21 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.