Oleh Adhitya Ramadhan
Bunga Rafflesia adalah bunga terbesar di dunia dan teramat langka. Meski Indonesia memiliki 14 dari 25 jenis Rafflesia di dunia, peneliti Rafflesia di Tanah Air bisa dihitung dengan jari. Salah satu di antara peneliti itu adalah Agus Susatya.
Sekitar 12 tahun Agus Susatya mendedikasikan diri untuk ilmu taksonomi Rafflesia. Dialah satu di antara segelintir pakar Rafflesia di Tanah Air. Penemuan dua jenis Rafflesia baru dalam tujuh tahun terakhir menjadi bukti dedikasinya pada pengembangan ilmu pengetahuan.
Penemuan itu membuat namanya disejajarkan dengan para penemu lain di dunia taksonomi flora. Jadilah, sejak tahun 2005 nama belakang dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Unib) itu, beserta kolega dan pembimbingnya, disematkan di belakang nama salah satu spesies bunga raksasa itu.
Bunga Rafflesia yang ditemukan di Bengkulu itu dinamai Rafflesia bengkuluensis, Susatya, Arianto & Mat-Salleh. Penemuan ini dipublikasikan pertama kali dalam jurnal ilmiah Folia Malaysiana tahun 2005.
Hasil temuannya itu menambah daftar koleksi Rafflesia di dunia, khususnya di Bengkulu. Di provinsi yang terletak di pesisir barat Sumatera itu, kini terdapat empat jenis Rafflesia, yakni Rafflesia arnoldii, Rafflesia haseltii, Rafflesia gadutensis, dan terakhir Rafflesia bengkuluensis.
Penemuan Rafflesia bengkuluensis terjadi saat Agus sedang mengumpulkan data untuk penyusunan disertasinya tentang ekologi dan taksonomi Rafflesia arnoldii di Bengkulu, tahun 2002-2003. Rafflesia jenis baru tersebut ia temukan di Talang Tais, Kecamatan Padang Guci, Kabupaten Kaur, Bengkulu.
Berkat ketekunannya, tahun 2005 Agus menyimpulkan, bunga Rafflesia temuannya di Talang Tais itu adalah jenis baru. Rafflesia ini berbeda dengan berbagai jenis yang sudah ada.
”Ukuran Rafflesia bengkuluensis kecil, 20-30 sentimeter. Corak pada kelopak bunganya juga berbeda dari Rafflesia arnoldii. Selain itu, ramenta atau bulu di dalam bunga juga pendek, 2-3 sentimeter,” tutur Agus tentang ciri bunga temuannya.
Tak hanya menemukan satu jenis Rafflesia, bersama pembimbingnya di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Kamarudin Mat Salleh, Agus juga terlibat penemuan Rafflesia lawangensis di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) tahun 2010.