Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayam dan Telur Asal Malaysia Terus Mengalir

Kompas.com - 08/08/2012, 02:49 WIB

PONTIANAK, KOMPAS - Sekitar 20.000 ayam ras, baik dalam bentuk daging beku maupun ayam hidup, masuk dari Sarawak ke wilayah perbatasan Indonesia di Kalimantan Barat menjelang Idul Fitri. Selain itu, masuk pula sekitar 40 ton telur ayam ras.

Ketua Asosiasi Agribisnis Peternakan (AAP) Kalimantan Barat Bambang Mulyantono, Selasa (7/8), mengatakan, masuknya ayam ilegal dari Malaysia itu menyebabkan ayam budidaya peternak lokal sulit menembus wilayah perbatasan. Ayam dan telur dari Malaysia sudah mulai masuk sejak awal Ramadhan.

Menurut Bambang, ayam ras dan telur itu paling banyak masuk melalui Entikong, Kabupaten Sanggau. Ayam milik peternak lokal paling jauh hanya bisa menembus Pasar Sosok, Kabupaten Sanggau. Di Sosok, harga ayam hidup di tingkat konsumen mencapai Rp 40.000 per kg. Harga ayam ras asal Malaysia di perbatasan hanya Rp 30.000 per kg.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Abdul Manaf Mustafa mengemukakan, masuknya ayam ras dari Malaysia itu merugikan, baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan. Dari sisi ekonomi, produk peternak lokal tak dapat bersaing dengan unggas Malaysia yang lebih murah. Dari sisi kesehatan, unggas asal Malaysia berbahaya karena tidak dilengkapi sertifikasi keamanan dan kesehatan.

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Entikong Choirul Anam membantah ada unggas dan telur asal Malaysia yang masuk dalam jumlah sangat banyak melalui Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong. ”Unggas dan telur memang ada yang masuk, tetapi jumlahnya kecil dan sesuai dengan aturan. Itu dibeli warga perbatasan menggunakan kuota belanja 600 ringgit per bulan ke Sarawak yang diatur dalam perjanjian perdagangan perbatasan RI-Malaysia,” kata Choirul.

Makanan berformalin

Sementara itu, makanan yang mengandung formalin, berjamur, berada dalam kemasan yang rusak, serta terdapat cacing hati ditemukan dalam inspeksi makanan dan daging yang diselenggarakan Pemerintah Kota Tegal dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (7/8).

Makanan-makanan itu ditemukan di sejumlah pusat perbelanjaan. Cacing hati ditemukan pada hati sapi di Pasar Induk Brebes.

Wali Kota Tegal Ikmal Jaya mengatakan, pemeriksaan makanan dimaksudkan untuk melindungi masyarakat agar mendapatkan produk yang aman dikonsumsi. (AHA/WIE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com