Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi dengan Benahi Infrastruktur

Kompas.com - 28/08/2012, 05:34 WIB

Jakarta, Kompas - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dalam beberapa tahun ini menumbuhkan jumlah kelas menengah. Sayangnya, kehadiran ini tidak diantisipasi segera oleh pemerintah. Pemerintah bahkan salah sasaran dengan kebijakan subsidi bahan bakar minyak.

Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh November Daniel Rosyid, Senin (27/8), di Surabaya, menegaskan, kehadiran kelas menengah menumbuhkan kebutuhan akan transportasi. Namun, semua ini membuat beban bagi anggaran karena pemerintah salah sasaran dengan memberikan subsidi pada BBM yang semakin meningkat karena pergerakan kelas menengah.

Daniel menegaskan, ada salah urus dalam mengantisipasi pertumbuhan kelas menengah. Sebab, subsidi untuk BBM yang banyak dikonsumsi kelas menengah saja sudah menembus angka Rp 100 triliun.

”Uang sebesar itu seharusnya bisa digunakan secara positif untuk membangun infrastruktur atau prasarana transportasi lain,” ujar Daniel. Dirinya tak rela jika uang subsidi habis ”dibakar” di jalan raya dalam kemacetan.

Menurut Daniel, yang paling diuntungkan dari pertumbuhan kelas menengah justru prinsipal otomotif Jepang. ”Lihat, apakah otomotif nasional dengan merek nasional tumbuh? Jika tidak, maka tetap saja pertumbuhan kelas menengah itu tidak menguntungkan industri dalam negeri,” ujar Daniel.

Menurut Daniel, tidak ada salahnya apabila pemerintah membangun sendiri infrastruktur dan transportasi secara besar-besaran. Pasalnya, hal itu nantinya dapat digunakan masyarakat kelas menengah dan pada masa mendatang subsidi transportasi, yang sebagian besar disedot kelas menengah, akan menurun alokasinya.

Sementara itu, Head of Public Affairs PT Carrefour Satria Hamid secara terpisah mengatakan, fenomena kelas menengah merupakan pasar potensial bisnis ritel. Karakteristik cara belanja kelas menengah yang sebagian ingin cepat dan efisien memerlukan terobosan inovatif dari pelaku bisnis ritel.

Karena itu, pembenahan dilakukan oleh Carrefour sebagai hipermarket yang kini makin merambah ke beberapa kota. Pembenahan format toko hingga melengkapi dengan nilai tambah berupa penyajian beragam gerai kuliner.

”Kelas menengah juga menginginkan produk yang bisa secara cepat diperoleh. Untuk itu, kami mulai membuka sistem belanja melalui internet dengan klik internet memilih berbagai produk yang dibutuhkan. Mereka tetap harus datang ke gerai untuk melakukan pembayaran, tetapi semua produk yang dipesan sudah disiapkan di meja kasir. Hanya saja, waktu pengambilan bisa ditentukan sendiri oleh konsumen melalui internet,” ujar Satria.

(ryo/OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com