Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Beralih Fungsi, Swasembada Kedelai Batal Tercapai

Kompas.com - 14/09/2012, 20:53 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan pertanian untuk tanaman kedelai di Indonesia saat ini banyak yang sudah dialihfungsikan. Sehingga, target pemerintah untuk swasembada kedelai pada tahun 2014 tidak akan tercapai.

Pakar pertanian Bustanul Arifin menjelaskan banyak lahan pertanian yang biasa ditanami kedelai kini sudah beralihfungsi menjadi lahan kelapa sawit dan jagung.

Petani berdalih bahwa harga kedua komoditas ini lebih menarik dibanding harga kedelai.

"Saya menyebut ini sebagai dekedelaisasi. Maksudnya luas lahan kedelai turun dan produksi kedelai pun turun," kata Bustanul saat ditemui di Diskusi Pertanian Berkelanjutan dan Peluncuran Buku Petunjuk Praktis Kedelai Kedelai Hitam dari Unilever di Rumah Ranadi Cipete Jakarta, Jumat (14/9/2012).

Bustanul mencontohkan bahwa pada tahun 1992 lalu, lahan kedelai di Provinsi Lampung masih mencapai 900.000 ha. Namun seiring dengan berjalannya waktu, lahan kedelai ini semakin menyusut tergerus oleh alih fungsi lahan.

Saat ini hanya tersisa 70.000 ha. Kondisi ini khususnya disebabkan karena harga komoditas kedelai di pasar memang lebih murah dibanding kelapa sawit dan jagung.

Untuk mengatasinya, pemerintah harus bertindak cepat mencari lahan baru atau menyuruh petani untuk lekas menanam kedelai.

Di sisi lain, pemerintah tidak bisa memaksa petani untuk menanam kedelai. Meski di saat ini, harga kedelai sudah relatif tinggi, tapi masih kalah tinggi dibanding harga kelapa sawit dan jagung.

"Pemerintah harus serius menangani. Jika tidak, kita terpaksa impor kedelai terus," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com