Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Melimpah ala Distrik Vauban

Kompas.com - 26/09/2012, 05:10 WIB

Dewan kota setempat kemudian berembuk menetapkan sejumlah haluan. Syarat utama pembangunan dalam kota adalah pemanfaatan rendah energi pada setiap sektor, mengingat kondisi kota pada saat itu cukup padat, dan kebutuhan permukiman baru sangat tinggi. Kebutuhan akan energi dengan demikian juga amat besar.

Sebanyak 25 arsitek berlomba menyiapkan konsep tata ruang kota. Satu di antaranya, asal Stuttgart, Rolfdisch, terpilih sebagai pemenang.

Rolfdisch menawarkan konsep ramah lingkungan pada setiap bangunan dalam kota. Bangunan harus mandiri menghasilkan listrik dengan berbagai cara.

Yang paling mudah adalah memiliki rumah pasif listrik. Caranya dengan memasang panel surya yang secara langsung bakal mengalirkan energi panas sebagai stok listrik.

Dewan kota kemudian mengembangkan proyek pembangunan perumahan rendah energi dan berbiaya murah. Proyek ini disebut Susi Project. Andreas merupakan salah satu penanggung jawab proyek tersebut.

Melalui Susi Project, barak-barak bekas tentara direhabilitasi dan dipasangi instalasi energi surya agar siap huni. Hasilnya disewakan dengan harga murah bagi kalangan mahasiswa.

Hingga tahun 1995, proyek ini menghasilkan pembangunan 110 rumah baru di Vauban yang secara mandiri menghasilkan listrik. Pembangunan serupa menyebar ke distrik-distrik lain di wilayah Freiburg.

Biaya pembangunan setiap rumah sebenarnya tergolong mahal untuk masa itu. Setiap keluarga yang ingin membangun rumah baru harus membayar sekitar 4.000 Euro atau sekitar Rp 48 juta. Namun, mereka dapat memastikan tak ada lagi ongkos listrik, karena seluruh kebutuhan ini secara otomatis terpenuhi melalui panel-panel surya yang terpasang di bagian atap.

Jika melihat jauh ke depan, dengan pertimbangan bahwa tidak selamanya dana subsidi pemerintah mengalir untuk pemanfaatan minyak bumi dan gas, pilihan pada tenaga surya tentulah jauh lebih menguntungkan dan aman.

Untuk mendorong warga antusias menggunakan energi surya, Pemerintah Jerman menyediakan dana insentif yang disebut Feed in System. Melalui sistem ini, setiap rumah tangga akan memperoleh dana dalam jumlah tertentu sesuai dengan listrik yang dihasilkan bersumber dari energi ramah lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com