TransJakarta Beralih ke Solar karena BBG Terbatas

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta berencana mengonversi bahan bakar dari Bahan Bakar Gas (BBG) menjadi solar. Hal tersebut disebabkan karena ketersediaan BBG yang tidak memadai dan kualitas BBG yang kurang bagus.

"Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, kita ingin pindah ke solar karena kondisinya saat ini stasiun BBG terbatas serta kualitas jelek. Tapi ini baru wacana," kata Kepala BLI TransJakarta M Akbar di Jakarta, Rabu (31/10/2012).

Menurut rencana, sebanyak 158 bus gandeng yang akan didatangkan tahun depan untuk menggunakan solar di Koridor I, II dan III tahap kedua.

"Rencananya jenis bus yang akan ditambah menggunakan bahan bakar solar, tidak berbahan bakar gas lagi," ujar Akbar.

Pihak BLU TransJakarta pun tidak mau dituduh karena tidak bisa melayani penumpang dengan baik. "Ini memang karena kurangnya ketersediaan BBG di Jakarta," katanya.

Akbar pun mengakui, kejadian tersebut sudah dialami selama enam tahun, dimulai sejak tahun 2006, ketika TransJakarta mulai beroperasi menggunakan bus berbahan bakar gas di Koridor II (Harmoni-Pulogadung) dan Koridot III (Harmoni-Kalideres).

Sementara itu, Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, dengan TransJakarta konversi gas ke solar merupakan sebuah kemunduran.

"Sejak awal desain TransJakarta memang menggunakan bahan bakar gas, selain murah juga ramah lingkungan. Jika Pemerintah pusat concern terhadap masalah kemacetan di Jakarta maka harus memenuhi ketersediaan gas di Ibu Kota," kata Tulus.

Berita terkait lainnya dapat diikuti di topik: 100 HARI JOKOWI-BASUKI.