Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Opsi Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 01/11/2012, 17:46 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPA.com — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini memperkirakan, volume bahan bakar minyak bersubsidi tahun 2013 akan melampaui kuota dalam APBN jika harga BBM bersubsidi tidak naik. Untuk itu, pemerintah mengkaji tiga opsi kenaikan harga BBM bersubsidi. Kuota BBM bersubsidi dalam APBN 2013 sebesar 46 juta kiloliter. Dengan harga BBM bersubsidi Rp 4.500 per liter,  konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan akan terus meningkat pada tahun depan.

Hal ini dikhawatirkan mengakibatkan besaran subsidi BBM akan makin membengkak. "Padahal semestinya dana subsidi itu bisa dialihkan untuk membangun infrastruktur," kata Rudi di Jakarta, Kamis (1/11/2012).

Terkait hal itu, pemerintah mempertimbangkan tiga opsi kenaikan harga BBM bersubsidi tahun depan. Hal ini untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah Indonesia di atas 10 persen dari asumsi dalam APBN.

Opsi pertama adalah menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 1.500 per liter sehingga harganya menjadi Rp 6.000 per liter pada tahun depan. Kedua, menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap Rp 500 per triwulan. Ketiga, menaikkan harga BBM bersubsidi secara bertahap Rp 100 sampai Rp 150 per bulan.

Namun, keputusan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi atau tidak tahun depan masih harus dibahas lebih lanjut lintas kementerian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

    Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

    Whats New
    Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

    Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

    Whats New
    Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

    Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

    Whats New
    Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

    Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

    Whats New
    Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

    Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

    Whats New
    Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

    Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

    Whats New
    Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

    Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

    Whats New
    Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

    Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

    Whats New
    14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

    14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

    Work Smart
    Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

    Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

    Whats New
    Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

    Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

    Whats New
    Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

    Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

    Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

    Whats New
    Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

    Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com