Jakarta, Kompas
”Konektivitas yang kurang baik serta kendala infrastruktur dan biaya logistik tinggi menghalangi Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berupaya memeratakan kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia,” kata Edimon Ginting, Wakil Kepala Kantor Perwakilan Bank Pembangunan Asia (ADB) di Indonesia, dalam siaran pers yang diterima Kompas, di Jakarta, Jumat (16/11).
Dengan pinjaman tersebut, ADB bekerja sama dengan pemerintah mengurangi kesenjangan infrastruktur dan memperkuat akses bagi daerah pedesaan yang miskin. Hal itu akan membuka jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif. ”Sebagai contoh, sekitar 70 persen perbedaan harga beras di daerah di seluruh Indonesia diakibatkan oleh biaya pengiriman,” tutur Edimon.
ADB juga memberikan hibah bantuan teknis 1 juta dollar AS atau setara Rp 9,585 miliar untuk memperkuat kapasitas instansi pemerintah seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Perekonomian, dan Kementerian Perhubungan.
Beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo mengingatkan, kementerian dan lembaga harus berhati-hati menjalankan program yang dibiayai dari utang.
Alasannya, penerimaan negara sudah besar. Tahun 2012 saja sudah mencapai tiga kali lipat dari tahun 2005. Penerimaan tahun 2012 sebesar Rp 1.358,2 triliun.