Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha RI Protes Pemerintah Perancis

Kompas.com - 20/11/2012, 02:59 WIB

Jakarta, Kompas - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia memprotes langkah Pemerintah Perancis yang akan menaikkan bea masuk minyak kelapa sawit mentah (CPO) hingga 300 persen. Upaya Perancis itu adalah bagian dari skenario Eropa untuk menekan pemasaran CPO di kawasan yang tengah dilanda krisis tersebut.

”Langkah Perancis itu tidak mendasar sama sekali. Alasannya juga tidak logis, yakni mengaitkan CPO dengan kesehatan. Mereka pernah menggunakan isu kesehatan, tetapi tidak mampu menekan laju CPO. Sekarang mereka pakai isu itu lagi. Ini adalah bagian dari antisawit. Karena itu, Pemerintah Perancis harus menolak inisiatif dari senator yang mengusulkannya,” kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joko Supriyono, di Jakarta, Senin (19/11).

Dia mengatakan, komoditas kelapa sawit dan turunannya telah masuk ke persaingan global. Karena itu, negara-negara Eropa berusaha supaya sumber minyak nabati mereka, yakni kedelai, tetap bertahan. Caranya adalah menerapkan standar yang tinggi tetapi tidak jelas dasarnya. ”Pemerintah seharusnya komplain ke Perancis,” katanya.

Dengan produksi CPO sebesar 25 juta ton, Indonesia saat ini menjadi produsen CPO terbesar di dunia. Sumbangan Indonesia terhadap pasokan CPO di pasar global mencapai 47 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia (39 persen). Pasar terbesar CPO Indonesia saat ini adalah India, China, dan Uni Eropa.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, langkah Perancis itu sebagai respons atas desakan masyarakat, pelaku usaha lokal, dan aktivis. Menurut mereka, produk CPO dianggap tidak aman bagi kesehatan sehingga konsumsinya harus dikurangi. ”Jadi, tantangan CPO saat ini tidak hanya isu lingkungan, tetapi juga isu kesehatan,” ujarnya. (ENY/ITA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com