Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi Bisa Naik Lagi

Kompas.com - 18/12/2012, 09:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis harga daging sapi belum usai. Menjelang akhir tahun, harga daging sapi berpotensi melonjak menjadi Rp 100.000-Rp 110.000 per kilogram (kg).

Penyebabnya, permintaan naik karena momentum Hari Natal dan Tahun Baru 2013. Namun, di sisi lain, pasokan daging sapi masih minim.
Padahal menurut penilaian Asnawi, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), harga daging sapi sudah cukup tinggi dan tak kunjung turun dalam sebulan terakhir. "Pemerintah berjanji menambah pasokan sapi dari Nusa Tenggara Barat. Tapi sampai sekarang belum berdampak menurunkan harga," kata Asnawi, Senin (17/12/2012).

APDI mencatat, harga daging sapi di Jabodetabek saat ini Rp 90.000-Rp 95.000 per kg. Harga ini telah bertahan dalam sebulan terakhir.
Sekadar mengingatkan, pada pertengahan November lalu,  sekitar 12.000 pedagang daging se-Jabodetabek mogok berjualan selama empat hari untuk memprotes tingginya harga dari rumah potong hewan (RPH).

Saat ini, pedagang membeli daging dari penggemukan sapi impor berkisar Rp 68.000 hingga Rp 70.000 per kg. Harga daging sapi lokal sekitar Rp 70.000 - Rp 72.000 per kg.

Kebutuhan sapi potong di   Jabodetabek mencapai 2.500 ekor setiap hari. Mendekati hari besar keagamaan, kebutuhan tersebut melonjak hingga 3.000 ekor per hari.

Tingginya harga ini mengakibatkan banyak pedagang terpaksa menghentikan usaha. Asnawi mencatat, dari 12.000 pedagang daging anggota APDI di Jabodetabek, yang saat ini masih bertahan berjualan sekitar 60%-70%.

Usup Hamdani, seorang pedagang daging sapi di Pasar Cempaka Putih, menuturkan, dalam sehari biasanya dia menjual 2 kuintal daging sapi. Tapi kini hanya 1 kuintal daging sapi. "Masih bisa untung sudah bagus," ungkap dia.

Pasokan sapi cukup

Isu daging sapi yang dicampur daging babi hutan yang marak belakangan ini tak membuat harga daging sapi melandai. "Para tukang jagal bilang, isu itu tak mempengaruhi harga," kata Asnawi.

Demi menekan lonjakan harga, Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta meminta alokasi impor daging khusus sebanyak 50.000 ton per tahun untuk Jabodetabek. "Selama ini pasokan daging di Jabodetabek mengandalkan daerah," kata Sarman Simanjorang, Ketua KDS Jakarta.
KDS Jakarta menghitung, kebutuhan daging sapi untuk industri kecil seperti warung makan adalah 17.000 ton per hari. Adapun kebutuhan hotel, restoran dan katering (horeka) 5.700 ton per hari.

Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan, mengklaim pasokan daging sapi hingga akhir 2012 mencukupi. Kemtan memantau, stok sapi di tempat penggemukan di Jawa Barat, Banten dan Lampung per 15 Desember mencapai 78.647 ekor. Dari angka itu, sapi yang siap potong 17.225 ekor, terdiri dari 13.586 ekor sapi impor dan 3.639 ekor lokal.

Syukur mengklaim, pasokan sapi potong untuk Januari 2013 sudah tersedia 19.008 ekor. Perinciannya, sebanyak 13.702 ekor merupakan sapi impor, dan 5.306 ekor berasal dari sapi lokal.

Soal pasokan 5.000 ekor sapi dari NTB untuk Jabodetabek, Syukur menyatakan, saat ini masih dalam proses. "Pelaksanaannya business to business. Pemerintah hanya memfasilitasi," ucap dia. (Handoyo/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com