Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog: Pelajari Sejarah Rahim Kepemimpinan Bangsa

Kompas.com - 20/12/2012, 18:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Sosiolog dari Universitas Indonesia   Thamrin Amal Tamagola menilai krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini harus dicarikan solusinya melalui pembelajaran sejarah rahim kepemimpinan bangsa masa lalu.

"Krisis kepemimpinan memang ada saat ini. Tidak bisa lagi penyelesaiannya secara tambal sulam seperti era reformasi saat ini, melainkan diperlukan penyelesaian yang radikal fundamental, yang mencari akar masalah dan solusi, dengan melihat dan mempelajari rahim kepemimpinan bangsa dari periode ke periode," kata Thamrin Amal di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan, dengan melihat dan mempelajari rahim kepemimpinan bangsa, maka akan diketahui baik buruknya benih pemimpin yang akan dihasilkan suatu bangsa.

Menurut pengamatan Thamrin, sejak era sebelum kemerdekaan hingga saat ini, terdapat sedikitnya lima rahim kepemimpinan.

Pertama, rahim kepemimpinan yang berasal dari kaum pergerakan, yang muncul di awal abad ke-20, dengan ciri-ciri mereka yang tercerahkan dan kemudian mengambil tanggung jawab atas nasib bangsa.

"Ciri-cirinya mereka dari keluarga sederhana secara materi, namun pengetahuannya sangat luas. Mereka menjadi ’founding fathers and mother’ atau perintis, dengan meletakkan landasan bangsa Indonesia, menjelajah seluruh literatur dan terus berupaya mencari ilmu pengetahuan," kata dia.

Menurut Thamrin, tokoh-tokoh rahim kaum pergerakan antara lain Bung Karno dan Bung Hatta pada eranya. Di masa itu menurut dia, para pemimpin tidak mengharapkan pamrih apa pun dari bangsa.

"Satu-satunya pamrih mereka hanya melihat anak bangsa merdeka secara politik, ekonomi, sosial dan budaya," katanya.

Rahim kedua, menurut dia, yakni rahim akademi militer di mana kepemimpinan bangsa mulai diambil alih para jenderal yang kemudian melahirkan jenderal polisi, Angkatan Darat, Laksamana Angkatan Laut dan Marsekal Angkatan Udara.

"Tapi pada zamannya, yang banyak mengambil posisi kepemimpinan adalah Angkatan Darat. Kecenderungan pemimpin militer sangat disiplin dan tegas, dan kalau sudah mendapatkan perintah maka mereka akan lakukan dan harus berhasil, kemampuan disiplin organisasi sangat bagus, karena mereka merencanakan segala sesuatunya," katanya.

Namun, kepemimpinan yang berasal dari rahim militer, menurut dia, tidak dapat berpikir panjang dan bertindak pragmatis untuk mencapai tujuan.

Rahim ketiga, yakni pemimpin yang dilahirkan dari organisasi pelajar dan mahasiswa, baik di dalam maupun di luar kampus, yang menghasilkan pemimpin berkarakter.

"Rahim ketiga ini masih berproduksi hingga saat ini. Dulu kelompok Akbar Tandjung cs yang merupakan kelompok aktivis Cipayung termasuk dalam rahim ini," kata dia.

Sementara itu rahim keempat, yakni rahim bisnis, yang melahirkan pemimpin dari dunia bisnis, mulai dari tingkatan mikro.

"Pemimpin dari rahim ini ahli memimpin perusahaan, contohnya seperti Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, dan di DPR Bambang Soesatyo. Mereka pintar mengelola manajemen, namun kemampuan manajemen saja tidak cukup, harus ditambah lagi dengan kemampuan lobi, persuasi, mengumpulkan informasi, kemampuan agregasi, dan harus mampu mengartikulasikan masalah utama yang terjadi," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com