Jakarta, Kompas
”Lihatlah Pulau Jawa, ketika sekian tahun lalu kapasitas listriknya memadai, banyak industri berlabuh di sana. Sekarang, Pulau Jawa tidak seperti dulu lagi, permintaan berlari jauh lebih cepat dibandingkan suplai listrik,” ujar Aksa Mahmud, Selasa (25/12), di Jakarta.
Belajar dari fakta itu, Aksa dengan Grup Bosowa-nya membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas 250 megawatt di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. PLTU tersebut sudah diresmikan penggunaannya pekan lalu. Dengan memasok 250 megawatt itu, berarti kontribusi pasokan listrik Bosowa di Sulawesi Selatan mencapai 30 persen.
Bosowa akan membangun lagi PLTU dengan kapasitas 250 megawatt pada awal tahun 2013 dengan investasi hampir Rp 3 triliun. Kalau selesai dua tahun mendatang, pasokan listrik Bosowa di Sulawesi Selatan akan mendekati 50 persen. ”Demikian seterusnya, begitu proyek 250 megawatt kedua selesai, Bosowa akan menyusulnya dengan membangun PLTU ketiga dengan kapasitas 250 megawatt sampai pada titik 1.000 megawatt,” ujar Aksa.
Ia menambahkan, derasnya pasokan listrik di Sulawesi Selatan menjadi salah satu sebab banyak industri membuka usaha di Sulawesi Selatan. Provinsi lain juga akan meraih kinerja yang sama kalau rajin membangun pembangkit listrik yang baru.
Pembangunan PLTU ini sejalan dengan usaha memasok listrik di seluruh Pulau Sulawesi. Selain proyek listrik Bosowa, Grup Haji Kalla juga membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 3 x 65 megawatt di Poso. Sulawesi Tengah. Lalu, ada pula investor yang membangun pembangkit listrik di Gorontalo dan Amurang, Sulawesi Utara.
Hal yang menarik perhatian publik adalah Aksa dengan Grup Bosowa-nya membangun PLTU di Kabupaten Jeneponto, salah satu kabupaten dengan pendapatan rendah di Sulawesi Selatan. Sejumlah tukang becak yang mengayuh becak di Makassar berasal dari kabupaten tersebut. Begitu pula dengan petani garam.(AS)