Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Menuju Keseimbangan

Kompas.com - 08/01/2013, 02:10 WIB

Jakarta, Kompas - Di tengah ketidakmenentuan perekonomian global, nilai tukar rupiah tetap akan menuju titik keseimbangan baru sesuai kondisi fundamen Indonesia. Pelaku pasar pun masih akan memburu mata uang dollar AS yang dianggap sebagai mata uang yang digunakan untuk berlindung (safe haven).

Sepanjang tahun 2012, mata uang rupiah atas dollar AS melemah hampir 6 persen. Pelemahan itu pun masih terlihat pada pekan pertama tahun 2013. Menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), Senin (7/1), rupiah melemah cukup dalam sebanyak 63 poin menuju level Rp 9.738 per dollar AS.

”Rupiah dan mata uang lainnya berpeluang terdepresiasi. Selama ketidakpastian masih berlangsung, pelaku pasar masih tetap memburu dollar AS sebagai safe haven currency,” kata Kepala Riset BNI Treasury Nurul Eti Nurbaeti, di Jakarta.

Pengamat ekonomi yang juga Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Aviliani, memperkirakan, BI akan menjaga pergerakan rupiah di level Rp 9.500-Rp 9.700 sebagai rentang keseimbangan baru itu. Hal ini dilakukan di tengah defisitnya neraca perdagangan RI serta masih rentannya neraca pembayaran Indonesia.

Dalam tinjauan prospek ekonomi Indonesia 2013, KEN menilai, pandangan BI yang cenderung menyukai posisi rupiah yang lebih lemah terhadap dollar AS turut membentuk ekspektasi pasar terhadap rupiah. Namun, diingatkan pula bahwa rupiah sulit bergerak terlalu jauh dari nilai fundamentalnya untuk waktu yang terlalu lama. KEN menilai, fundamental nilai tukar rupiah berada di bawah Rp 9.500 per dollar AS.

Nurul mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah secara positif dapat dilihat meningkatkan daya saing ekspor Indonesia. Namun, BI diperkirakan akan terus mengawal rupiah.

BI yakin, defisit transaksi berjalan cenderung terus menurun ke tingkat yang berkelanjutan meski tidak secepat yang diperkirakan. Dalam siaran persnya, awal Desember lalu, dinyatakan bahwa defisit transaksi berjalan yang terjadi sebelumnya dapat diimbangi oleh surplus pada transaksi modal dan finansial yang lebih besar, ditopang oleh peningkatan investasi langsung dan portofolio. BI pun yakin, kinerja neraca pembayaran akan tetap mengalami surplus.

Secara terpisah, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menyatakan, kondisi defisit neraca perdagangan yang terjadi pada 2012 harus benar-benar diwaspadai. Defisit neraca perdagangan migas dan nonmigas sekaligus pada 2012 merupakan yang pertama kali setelah yang terjadi pada 1961.

”Jadi, tahun 2012 adalah yang pertama kali setelah lima puluh tahun,” katanya.

Artinya, Mahendra melanjutkan, ini bukan sesuatu yang bisa disepelekan. Penyebabnya bukan semata akibat ekonomi global, melainkan juga persoalan dalam sistem perekonomian domestik.

”Kondisi global masih belum pasti. Bahwa kita belum pernah mengalami defisit neraca perdagangan selama 50 tahun, bukan berarti selama 50 tahun kondisi global tidak pernah seperti itu. Artinya, kita harus waspada. Ini bukan persoalan kecil dan bukan karena faktor luar saja,” kata Mahendra.

Defisit neraca perdagangan yang berulang, ujar Mahendra, akan mengancam kredibilitas kemampuan pemerintah mengelola ekonomi makro. (BEN/LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com