Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi V DPR Kritik Kementerian Perumahan Rakyat

Kompas.com - 15/01/2013, 22:04 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gara-gara usulan ditolak, Komisi V DPR RI mengkritik program stimulan perbaikan rumah swadaya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, yang digulirkan kementerian perumahan rakyat. Program yang telah berlangsung tahun 2010-2012 itu, dinilai tidak mengakomodir usulan anggota komisi V DPR RI. 

Demikian terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat Kementerian Perumahan Rakyat dengan Komisi V DPR RI, di Jakarta, Selasa (15/1/2013). Hampir seluruh anggota Komisi V DPR RI menyoroti program stimulan rumah swadaya senilai total Rp 1,8 triliun. 

Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat, dari target stimulan pembangunan rumah swadaya tahun 2012 sebanyak 250.000 unit, tercatat realisasi hanya sekitar 248.000 unit.  

Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestu, menilai anggota DPR RI telah dilecehkan Kemenpera, karena banyak usulan anggota terkait peruntukan bantuan stimulan perumahan swadaya yang dimentahkan.

Untuk daerah pemilihan (dapil)  Madiun (Jawa Timur), misalnya, pihaknya telah mengusulkan bantuan stimulan untuk 2.000 unit rumah, tetapi semua dibatalkan Kemenpera. Di Jombang (Jawa Timur), dari 3.400 rumah yang menjadi usulan bantuan, hanya 300 unit yang terealisasi.  

"Apa yang sudah diajukan ternyata tidak terealisasi. Malu sekali. Padahal, di depan aparat pemerintah Madiun saya sudah sampaikan akan dapat 2.000 unit untuk rumah tidak layak huni. Saya mendukung program Kemenpera, tetapi kalau seperti ini? Pengajuan anggota DPR kenapa diabaikan. Kami seperti dilecehkan," ujarnya.  

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Mulyadi, mengemukakan, sejumlah persoalan perumahan swadaya antara lain prosedur terlalu rumit, sehingga menyebabkan banyak masyarakat enggan mengajukan bedah rumah.

"Usulan para anggota Komisi V DPR RI merupakan aspirasi dari rakyat," ujar Mulyadi.

Rapat Dengar Pendapat itu akan dilanjutkan Kamis (17/1/2013) dengan agenda jawaban menteri perumahan rakyat.  

Dalam tanggapan sepintas, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, berjanji akan menyerap aspirasi dan memperbaiki kinerja program rumah swadaya pada tahun 2013.  

"Kami akan perbaiki birokrasinya. Saya siap mengadakan rapat dengan pimpinan untuk membahas ini. Kalau kita bisa mencari cara yang gampang, kenapa harus susah," ujarnya.  

Djan Faridz menambahkan, mekanisme pertanggungjawaban program dijalankan oleh daerah dan sudah memenuhi kriteria. Program rumah swadaya selama ini diprioritaskan bagi masyarakat di daerah yang memiliki indeks kemiskinan tertinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Whats New
Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com