Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MS Hidayat: Banjir Rugikan Pengusaha Rp 1,5 Miliar per Jam

Kompas.com - 17/01/2013, 17:32 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, banjir yang terjadi di Jakarta dalam beberapa hari terakhir menyebabkan pengusaha rugi hingga miliaran rupiah. Tidak tanggung-tanggung, kerugiannya bisa mencapai Rp 1,5 miliar per jam.

"Kalau rugi Rp 1,5 miliar per jam bisa saja, ini karena delivery time-nya terganggu (karena banjir dan macet)," kata Hidayat saat ditemui di kantor Menteri Perekonomian Jakarta, Kamis (17/1/2013).

Menurut Hidayat, hingga saat ini jumlah kerugian yang dialami para pengusaha, khususnya di Jabodetabek, akibat banjir masih dihitung. Apalagi ini juga berkaitan dengan sistem transportasi yang terganggu akibat banjir dan macet tersebut. Dengan kondisi macet dan banjir ini, sistem distribusi pengusaha menjadi terganggu. Imbasnya juga akan berpengaruh pada pendapatan dan laba perusahaan.

Jika kondisi ini terus berlanjut, Hidayat mengkhawatirkan akan mengganggu kinerja dan kontrak perusahaan. "Kalau tidak segera diatasi, ini pengaruhnya bisa ke kehidupan, ada ekstra pengeluaran yang harus dikeluarkan masyarakat. Dampaknya juga nanti ke daya beli," katanya.

Ia mengatakan, Kementerian Perindustrian akan melakukan koordinasi dengan dunia usaha terkait masalah ini. Menurutnya, pemerintah DKI Jakarta memang tidak bisa bekerja sendirian karena hal tersebut menjadi tanggung jawab dari semua kementerian.

Hingga saat ini, beberapa lokasi industri seperti di Pulogadung dan Cikarang masih aman. Semua perusahaan masih beroperasi. Namun, intensitasnya mungkin berkurang karena beberapa karyawan tidak bisa masuk ke lokasi kerja karena terjebak macet dan banjir di jalan dan di rumah masing-masing.

Hidayat meminta kepada dunia usaha untuk menjaga produksi agar jangan sampai terkena banjir. Perusahaan juga diminta menjaga pembuangan sampah agar tidak menyebabkan penyumbatan drainase di sekitar lingkungan pabrik. "Jadi ini bukan natural disaster, tapi hanya masalah sampah. Ini juga dampak bencana lima tahunan, ini memang lebih parah dari yang lalu. Tapi kita akan tinjau ulang semuanya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Earn Smart
    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Whats New
    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Whats New
    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    Spend Smart
    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Whats New
    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Whats New
    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Whats New
    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com