Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redenominasi Butuh Daya Tahan

Kompas.com - 28/01/2013, 17:54 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah harus sanggup mempertahankan keputusan redenominasi rupiah. Tanpa daya tahan kuat, redenominasi bisa memicu beragam persoalan.

"Redenominasi itu tidak salah, boleh-boleh saja. Namun, kita harus bisa mempertahankannya dalam jangka waktu lama. Jangan sampai redenominasi hanya berlangsung sesaat gara-gara daya tahan yang lemah," kata mantan Deputi Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution, yang saat ini menjadi peneliti senior di proyek Support for Economic Analysis Development in Indonesia, Senin (28/1/2013) di Jakarta.

Anwar mengatakan, redenominasi rupiah sebagai simbol untuk menggambarkan perekonomian Indonesia yang sempat terkena dampak krisis beberapa tahun lalu sudah lewat dan siap menyongsong masa depan. Sejumlah persoalan bisa saja muncul setelah redenominasi, seperti lonjakan harga.

Menurut dia, kesuksesan redenominasi mata uang lira di Turki bisa menjadi rujukan Indonesia. Setelah persiapan tujuh tahun, mulai 1 Januari 2005, pada awal tahun anggaran, Turki meredenominasi lira. Redenominasi dilakukan pada awal tahun anggaran dengan tujuan semua catatan pembukuan keuangan negara dan perusahaan langsung menggunakan mata uang baru dengan angka nominal yang lebih kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com