SURABAYA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim menilai pemerintah lamban menangani gejolak naiknya harga bawang putih di pasaran. Padahal, kondisi ini sudah diprediksi tiga bulan sebelumnya.
Menurut Ketua Komite Tetap Pengendalian Impor Kadin Jatim, Judy Poerwoko, tiga bulan lalu kondisi pasar yang tidak seimbang antara permintaan dan ketersediaan barang sudah tampak. ''Jika saat ini mulai bergerak, itu namanya sudah terlambat,'' ujarnya, Kamis (14/3/2013).
Yang harus dilakukan pemerintah saat ini, kata dia, adalah mempermudah regulasi impor khususnya untuk komoditas bawang putih. ''Jika terus dibiarkan, maka berpotensi dimainkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab,'' jelasnya.
Kalau perlu, pemerintah juga perlu membuka pintu impor dari negara lain selain China dan Thailand, ini demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan konsumsi bawang putih.
Sementara itu, hingga saat ini, sebanyak 394 kontainer berisi komoditas bawang putih berukuran 40 feet hingga hari ini masih tertahan di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya karena dokumennya tidak lengkap.
Hal itu membuat harga bawang putih di pasaran melambung mencapai harga Rp 65.000 per kilogram. Selain komoditas bawang putih, 266 kontainer produk holtikultura juga tertahan di Terminal Pelabuhan Tanjung Perak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.