Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Agus Menuju Kursi BI1 Belum Tentu Mulus

Kompas.com - 25/03/2013, 10:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini (25/3/2013), Komisi Keuangan dan Perbankan (XI) DPR mengelar uji kelayakan dan kepatutan atawa fit and proper test calon gubernur Bank Indonesia (BI). Tapi, jalan Agus Martowardojoyang menjadi kandidat tunggal yang dijagokan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuju kursi BI 1 kemungkinan tidak mulus-mulus amat.

Batu sandungan yang akan menghambat Agus menjadi orang nomor satu di bank sentral antara lain Senayan, tempat wakil rakyat berkantor, pernah menolak pencalonannya sebagai gubernur BI tahun 2008 lalu. Saat itu, dia dan Raden Pardede gagal melewati fit and proper test.

Lalu, nama menteri keuangan ini juga disebut-sebut dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang proyek sport centre di Hambalang, Bogor. Bahkan, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) pernah memanggil Agus sebagai saksi dalam kasus korupsi yang menyeret sejumlah petinggi Partai Demokrat sebagai tersangka tersebut.

Dolfie OFP, anggota Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan, bilang, faktor kepatuhan calon gubernur BI menjalankan undang-undang (UU) selama dia berkarir sebagai pejabat publik akan menjadi salah satu penilaian fraksinya. Dengan pertimbangan ini dan melihat PDI Perjuangan sebagai partai oposisi pemerintah, mereka kemungkinan bakal menolak Agus. PDI Perjuangan punya delapan anggota fraksi di Komisi XI.

Penolakan juga bisa datang dari partai oposisi lain yakni Fraksi Partai Gerindra dan Partai Hanura yang masing-masing punya dua suara di Komisi XI. Kemudian, Fraksi Partai Golkar yang memiliki 10 suara dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan lima suara juga bisa ikut kubu yang menolak Agus Marto.

Soalnya, dua fraksi ini gencar menyuarakan penolakan terhadap Agus Marto. Dari sejarahnya, sering kali kedua fraksi ini berseberangan dengan kebijakan pemerintah. "Kami ingin mempertimbangkan nama baik presiden," kata Ahmadi Noor Supit, anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar. Alasannya, Agus adalah calon tunggal dan pernah gagal melewati ujian yang sama.

Bila kondisi ini yang terjadi kelak, peluang Agus menggantikan Darmin Nasution sebagai gubernur BI bakal berat. Sebab, jika pemungutan suara alias votingmenjadi jalan keluar untuk memilih Agus Marto, maka suara yang menolak mencapai 27 orang atau separo lebih dari 49 anggota Komisi XI DPR.

Tergantung lobi

Namun, kondisi itu bisa saja berubah tergantung hasil lobi-lobi dan kemampuan Agus saat fit and proper test. Yang jelas, paling tidak mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini sudah mendapat dukungan penuh dari Fraksi Partai Demokrat, pendukung utama SBY. Di Komisi XI, fraksi ini memiliki suara terbanyak mencapai 14 orang.

Demokrat juga akan mendapat bantuan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini setia sebagai anggota koalisinya. Tiga fraksi ini total memiliki delapan suara. "Kita tahu, calon kali ini pekerja keras dan disiplin," ujar Ismet Ahmad, anggota Komisi XI dari Fraksi PAN. Menurutnya, itu adalah modal penting untuk memimpin BI.

Dengan demikian, Agus sudah mengantongi 22 suara. Untuk tambahan lainnya, bisa datang dari Fraksi PKS dan Golkar. Kemal Azis S, anggota Komisi XI dari Fraksi PKS, tidak menyangsikan kemampuan Agus Marto. Ini bisa menjadi sinyal dukungan.

Agus Marto sendiri mengaku siap menghadapi fit and proper test. Ia sudah menyiapkan makalah tentang penyelarasan dan penguatan BI menuju bank sentral yang kredibel dan terpercaya. (Herlina KD, Asep Munazat Zatnika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com