Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, Properti Masih Jadi Primadona....

Kompas.com - 04/04/2013, 10:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Properti di Indonesia diperkirakan masih menjadi primadona investasi tahun 2013. Kendati properti ditengarai mulai mengalami kelebihan nilai di atas kewajaran, diperkirakan tidak akan menimbulkan gelembung properti dan mengganggu stabilitas keuangan.

Pengamat properti Panangian Simanungkalit, di Jakarta, Selasa (2/4/2013), mengemukakan, nilai properti memang melonjak hingga 2-3 kali lipat dalam kurun dua tahun terakhir. Kenaikan nilai properti terutama berlangsung pada rumah segmen menengah atas di beberapa lokasi. Dia mencontohkan, harga rumah mewah di kawasan Menteng naik mencapai 200 persen, sedangkan harga rumah mewah di Bumi Serpong Damai naik 300 persen dalam dua tahun terakhir.

Kenaikan harga rumah yang tinggi dipicu oleh kebutuhan yang terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang kuat, tetapi belum diimbangi dengan iklim usaha yang stabil, menyebabkan sebagian pemilik modal beralih ke investasi properti sebagai tempat transit untuk memupuk modal atas uang berlebih.

Namun demikian, lonjakan harga hunian untuk segmen menengah atas di atas Rp 1 miliar per unit tidak akan mengganggu makroekonomi, apalagi memicu gelembung properti (bubble). Hal ini disebabkan sekitar 80 persen dari konsumen rumah menengah atas membeli rumah secara tunai ataupun tunai bertahap. Transaksi rumah mewah ini diperkirakan mencapai 40.000 unit.

"Masyarakat menengah atas di Indonesia yang kelebihan uang cenderung memercayai aset properti sebagai instrumen investasi yang paling aman. Ini karena harga properti terus naik. Perilaku unik ini tidak terjadi di negara-negara tetangga," ujarnya.

Sementara itu, kredit pemilikan rumah (KPR) umumnya dimanfaatkan untuk masyarakat menengah dan menengah bawah dengan harga jual rumah di bawah Rp 1 miliar. Sepanjang 2012 lalu, nilai KPR mencapai Rp 225 triliun dengan total penyerapan 1,8 juta unit.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda memprediksi akan terjadi pelambatan pasar properti tahun ini menuju ke keseimbangan baru. Pada 2009-2012, siklus properti Indonesia memasuki tahap percepatan dengan kenaikan permintaan dan pertumbuhan harga yang terlalu tinggi.

Meski terjadi lonjakan harga, Ali tidak sependapat dengan sinyalemen Bank Dunia mengenai gelembung properti. Pasar properti Indonesia memang mengalami kenaikan pasar dan harga yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. (LKT)

Baca juga: Ciputra, Orang Indonesia Pertama Peraih "Luminary"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com