Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asumsi Meleset, Pertumbuhan Ekonomi Belum Akan Direvisi

Kompas.com - 04/04/2013, 15:14 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah belum akan merevisi target pertumbuhan ekonominya di tahun ini. Meski beberapa indikator makro perekonomian meleset.

Indikator makro perekonomian yang meleset tersebut antara lain lifting minyak yang hanya mencapai 800.000 barel minyak per hari dari target 1 juta barel minyak per hari. Sementara nilai kurs ditargetkan Rp 9.300 per dollar AS, namun kini malah melesat ke 9.700 per dollar AS. Sedangkan tingkat inflasi ditargetkan hingga akhir tahun mencapai 4,9 persen. Sementara inflasi Maret 0,63 persen, inflasi year to date 2,43 persen. Namun inflasi yoy 5,9 persen.

Dari sisi harga minyak juga sudah melebihi target. Semula pemerintah mengasumsikan harga minyak hanya 100 dollar AS per barel, namun kini rata-rata sudah 111 dollar AS per barel.

"Memang asumsi makro kita meleset, tapi kita belum akan mengoreksi target pertumbuhan ekonominya dulu," kata Hatta saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Hatta juga mengaku bahwa saat ini sudah terjadi deviasi (penyimpangan) khususnya di asumsi harga minyak dan lifting minyak sekitar 5 persen. Nilai tersebut dianggap sudah lebih tinggi dari batas dasar asumsi makro pemerintah. "Sekarang kan deviasinya sudah 5 sekian, itu sudah lebih tinggi dari target semula," tambahnya.

Jika sudah lebih tinggi dari target, maka pemerintah bisa mengusulkan untuk merubah asumsi makro dan mengajukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) lagi ke DPR. Namun saat ini, Hatta menganggap bahwa asumsi makro tersebut belum akan direvisi dalam waktu dekat. Sebab, baru harga minyak dan lifting minyak saja yang meleset.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com