Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi Bank Konvensional Jadi Syariah, Tergantung Kesepakatan

Kompas.com - 11/04/2013, 06:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan mungkin atau tidaknya dilakukan pembentukan bank syariah dari konversi dari bank konvensional tergantung kesepakatan bank dengan investor yang akan menyuntikkan dana di dalam bank tersebut. Sementara pengamat berpendapat konversi itu punya risiko besar.

"(Konversi) itu terkait kesepakatan kedua pihak (bank dan investor), mekanismenya banyak, bisa dengan mengkonversi yang ada atau juga bisa mengakuisisi bank yang saat ini bermasalah," kata Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia, Edy Setiadi menjadi pembicara kunci dalam "Workshop Untung Rugi Investasi Emas di Perbankan Syariah" di Jakarta, Rabu (10/4/2013). Sebagai contoh, Edy menyebutkan Malaysia memilih melakukan konversi bank konvensional menjadi bank syariah.

Bila kasusnya adalah bank BUMN, lanjut Edy, keputusan tergantung pada Kementerian BUMN sebagai investor dan pemilik saham bank-bank konvensional BUMN.  "Coba tanyakan ke Pak Dahlan Iskan saja. Saya tidak tahu persis karena itu kan terkait dengan kesepakatan pihak-pihak itu, harus dilihat juga kajiannya," kata dia.

Sementara pengamat ekonomi syariah dari Islamic Banking and Finance Institute (IBFI) Universitas Trisakti Nadratuzzaman Hosen berpendapat konversi bank BUMN konvensional menjadi bank BUMN syariah berisiko besar. "Kalau begini kan nanti trust (kepercayaan) masyarakat bisa hilang karena akan timbul semacam ketidakpastian bagi nasabah. Itu tidak baik," ujar dia.

Nadra lebih memilih opsi dropping capital atau pemberian modal bank induk kepada anak perusahaan yang berbentuk syariah ataupun penggabungan (merger) anak-anak perusahaan bank-bank BUMN yang berbentuk syariah tersebut. "Makanya yang saya tawarkan adalah induk itu memberikan terus modal tambahan kepada anaknya dan memberikan fasilitas-fasilitas, itu yang paling bagus. Atau yang kedua, di-merger saja anak-anak bank BUMN itu seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BTN itu," ujarnya. (Citro Atmoko/Ruslan Burhani)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com