Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Batubara Naik

Kompas.com - 16/04/2013, 03:00 WIB

Jakarta, Kompas - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia mencatat, realisasi produksi batubara triwulan pertama tahun 2013 mencapai 93 juta ton, atau naik sekitar 3 juta ton dibandingkan periode sama tahun lalu. Akan tetapi, daya serap komoditas tambang di dalam negeri masih rendah.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Bob Kamandanu, Senin (15/4), di Hotel Sultan, Jakarta, realisasi produksi batubara triwulan pertama tahun 2013 sebanyak 93 juta ton atau rata-rata 31 juta ton per bulan. Sampai akhir tahun ini, realisasi produksi batubara diperkirakan mencapai 400 juta ton, lebih tinggi 20 juta ton dibandingkan realisasi produksi batubara tahun lalu yang sebanyak 380 juta ton.

Peningkatan produksi batubara nasional itu untuk memenuhi pertumbuhan permintaan komoditas tambang tersebut dari sejumlah negara, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan China, yang perkembangan ekonominya pesat. Kondisi perekonomian negara industri seperti Amerika Serikat juga diperkirakan mulai pulih pada tahun ini.

Selain itu tren permintaan ekspor batubara dengan kalori rendah menunjukkan peningkatan. Jika lima tahun lalu pasar ekspor menyerap batubara dengan kalori 5.000-5.500 kilokalori per kilogram (kCal/kg), saat ini permintaan ekspor bergeser ke batubara dengan kalori rendah berkisar 3.800-4.200 kCal/kg.

Sejumlah negara mulai mempersiapkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap yang dirancang menggunakan batubara kalori rendah, karena melihat cadangan batubara di Indonesia lebih banyak yang kalori rendah. Hal ini untuk menjamin pasokan batubara bagi pembangkit listrik di negara-negara tujuan ekspor itu dalam 10-20 tahun ke depan.

Terkait harga, Bob menyatakan, harga batubara di pasar internasional diperkirakan melampaui 90 dollar AS per ton pada pertengahan tahun ini seiring pemulihan ekonomi sejumlah negara. Saat ini harga batubara sekitar 88 dollar AS per ton akibat kelebihan pasokan batubara dari sejumlah negara.

Meski produksi meningkat, menurut Bob, daya serap hasil produksi batubara di dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir ini rendah. Keterlambatan pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap yang menjadi bagian dari proyek percepatan 10.000 megawatt tahap satu ikut memengaruhi rendahnya konsumsi batubara di dalam negeri.

Di tempat terpisah, Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji menyatakan, konsumsi batubara PT PLN terus meningkat dan saat ini mencapai 50 juta ton per tahun atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya. ”Karena pembangkit-pembangkit listrik yang masuk dalam proyek percepatan 10.000 megawatt tahap satu mulai beroperasi, konsumsi batubara PLN bertambah,” kata dia.

Kepala Divisi Batubara PT PLN Helmi Nadjamudin sebelumnya menjelaskan, tahun ini PT PLN menargetkan konsumsi batubara untuk pembangkit listrik perusahaan tersebut mencapai 64,1 juta ton. Hal ini berarti meningkat dibandingkan realisasi konsumsi batubara PT PLN tahun lalu yang sebanyak 57,2 juta ton. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com