Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Kerak Telor di Kota Tua

Kompas.com - 18/04/2013, 08:52 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerak telor, makanan khas Betawi ini mungkin telah jarang beredar di pasaran. Memang, biasanya kerak telor banyak dijumpai saat pesta rakyat Jakarta seperti ulang tahun Kota Jakarta.

Meski demikian masih ada pedagang kerak telor yang masih berjualan walau bukan saat berlangsungnya pesta rakyat tetapi di tempat-tempat tertentu, seperti di Museum Sejarah Jakarta, Kawasan Kota Tua.

Hamzah, salah satu pedagang kerak telor yang ada di kawasan museum. Kerak telor buatan Hamzah dihargai Rp 15.000. Menurutnya, bahan utama dalam membuat kerak telor sangat sederhana, yaitu telur ayam atau telur bebek.

Biasanya, sebelum membuat pesanan pelanggan, Hamzah selalu menanyakan terlebih dahulu telur apa yang digunakan, ayam atau bebek. Harganya tak berbeda untuk penggunaan dua jenis telur tersebut.

Telur diaduk dengan beras ketan yang dicampur dengan serundeng dan bumbu-bumbu lainnya pada wajan kecil di atas tungku yang berisi arang. Setelah agak kering, lalu wajan tersebut dibalik menghadap ke tungku berisi arang. Saat pembalikan itulah, proses menjadi "kerak".

Meski dibalik, tetapi adonan yang ada pada wajan tidak tumpah, karena, menurut Hamzah, tekstur beras ketan yang lengket yang membuat adonan tetap menempel pada wajan. Arang pun menjadi salah satu kunci. Arang yang digunakan adalah arang batok. Karena, jika menggunakan arang kayu biasa, bisa-bisa serpihan arang menempel pada adonan.

Setelah berwarna agak kecoklatan, berarti kerak telor siap disantap. Jangan khawatir, meskipun namanya kerak telor, bukan berarti rasanya keras layaknya kerak sungguhan.

kerak-telor

Kerak telor. (Kompas.com/Fitri Prawitasari)

Rasa kerak telor tetap empuk, dan sedikit garing, perpaduan antara telur dan beras ketan. Wangi bekas bakaran arang pun menjadi citarasa tersendiri. Jangan lupa, saat menyantap, diatasnya ditaburi dengan serundeng.

"Ngungsi" di Museum

Hamzah menjajakan dagangannya dengan membawa serta dua buah keranjang besar yang dipikul ke dalam halaman belakang Museum Sejarah Jakarta.

Mulanya, Hamzah berjualan di luar museum. Namun, karena penertiban yang dilakukan petugas keamanan kepada para pedagang kaki lima yang ada di kawasan Kota Tua, dia dan beberapa pedagang sepertinya akhirnya memindahkan lapaknya ke dalam museum, tentunya dengan seizin pihak museum.

"Iya dibolehin masuk sama pihak museum tapi kan yang jual makanan khas aja. Kaya kerak telor, selendang mayang, ada juga toge goreng," papar Hamzah.

Menurut Hamzah, walaupun berdagang di dalam museum, dia tak memasang harga berbeda dengan pedagang yang berjualan di luar museum. Hanya berbeda tempat. Bahkan, Hamzah mengatakan, dirinya lebih senang berjualan di lingkungan museum karena "lebih aman" dari penggusuran petugas keamanan.

Karena berjualan di lingkungan museum, Hamzah pun menggelar dagangannya sesuai dengan jam buka museum. Setelah museum tutup, barulah ia memindahkan lapaknya keluar museum.

"Ya kalau yang beli mah lumayan, ada aja dari pengunjung tiap hari. Kalau sepi itu hari Senin, kan museum tutup," katanya.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com