Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak Oknum PLN Rugikan Masyarakat

Kompas.com - 21/04/2013, 21:06 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com — Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Pekanbaru Sukardi mengungkapkan, masih banyak oknum petugas PLN di wilayah Riau terkesan membohongi masyarakat dalam melayani pelanggan. Tidak sedikit pula keluhan masyarakat yang menyatakan oknum PLN mengambil keuntungan dari sesuatu yang semestinya gratis, atau merupakan tanggungan PLN.     

"Banyak pengaduan warga kepada kami menyangkut PLN. Persoalan yang umum adalah kelebihan bayar akibat kesalahan pembacaan meteran listrik. Warga keberatan karena biaya listrik membuat keuangan keluarga menjadi kacau. Ada juga laporan tentang penyambungan listrik ke rumah warga yang terlalu lama, bahkan mendekati waktu setahun. Padahal, warga sudah membayar lunas semua kewajiban. Ketika kami melaporkan hal itu, ternyata daftar penyambungan listrik ke rumah warga tidak tercatat di kantor PLN," ujar Sukardi, dalam acara bincang-bincang dengan Wakil Gubernur Riau Mambang Mit dalam tema "Listrik Riau dan Permasalahannya" di Pekanbaru, Minggu (21/4/2013).      

Sukardi menambahkan, bahkan oknum PLN berani memungut uang yang nilainya mencapai jutaan rupiah, untuk penyediaan trafo pada perumahan yang baru dibangun oleh pengembang. Biaya itu lalu dibebankan pengembang kepada pemilik rumah dengan dalih penambahan biaya pemasangan listrik.

Deputi Teknik PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Pintor Rumapea mengaku dapat menerima kritikan dan masukan dari YLKI. Namun, dia menjelaskan, PLN tidak pernah membebani masyarakat untuk pemasangan jaringan ke rumah-rumah, selain biaya resmi yang sudah ditentukan besarannya.

"Kami tidak pernah meminta uang kepada pelanggan di luar biaya resmi. Pembayaran pun hanya dilakukan di kantor PLN atau lewat bank, apalagi biaya untuk penyediaan trafo yang merupakan investasi dari PLN. Tidak ada itu. Kalau ada laporan seperti itu, pasti akan kami tindak," kata Pintor. 

Pintor mengakui, kebutuhan listrik masyarakat Riau sangat tinggi. Pertumbuhan permintaan listrik di wilayah itu mencapai 15 persen atau mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan di wilayah Sumatera yang berada pada 7 sampai 8 persen per tahun. Permintaan itu belum dapat dipenuhi karena Riau masih memiliki kekurangan daya sampai 160 megawatt.      

"Saat ini daftar tunggu warga yang mengantre untuk dialiri listrik PLN di Riau mencapai 100 megawatt (MW)," ujar Pintor.     

Persoalan listrik di Riau, kata Pintor, akan dapat dikurangi pada tahun 2014, saat PLTU Tenayan Raya di Pekanbaru selesai. Pembangkit itu akan memasok listrik sebesar 2 x 100 MW. "Bulan Agustus 2014, PLTU Tenayan diperkirakan selesai. Saat ini persiapan fisik sudah mencapai 40 persen," kata Pintor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com