Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Kami Kebal Lihat Kelakuan PKS

Kompas.com - 31/05/2013, 11:52 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai, penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya untuk memperbaiki citra dan meningkatkan elektabilitas menjelang Pemilu 2014. Pasalnya, kata Ruhut, citra PKS telah rusak akibat kasus dugaan korupsi impor sapi.

"Kalau sekarang, nolak kenaikan harga BBM jalan satu-satunya PKS untuk pencitraan. PKS kapalnya mau karam, makanya halalkan segala cara," kata Ruhut ketika dihubungi, Jumat (31/5/2013).

Menurut dia, setelah kasus dugaan suap impor daging sapi menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, PKS terancam tidak lolos ambang batas parlemen 3,5 persen di Pemilu 2014. Terlebih lagi, kata Ruhut, perkara itu akan berkembang jika melihat fakta persidangan.

Ruhut mengatakan, sikap PKS terkait BBM ini tidak akan mengganggu pemerintahan karena partai pimpinan Anis Matta itu dianggap sudah sering berbeda sikap dengan koalisi pemerintahan. Ia yakin kenaikan harga BBM bersubsidi tetap berjalan untuk mengurangi subsidi yang lebih banyak dinikmati kalangan menengah ke atas.

"Dari dulu kami (koalisi) sudah ditusuk dari belakang, dia (PKS) menggunting dalam lipatan. Kami enggak aneh kalau gitu, sudah imun, kebal lihat kelakuan PKS. Tapi, etika politiknya semua menteri PKS seharusnya dicabut. Tapi, kan mereka enggak mau keluar (koalisi)," ucap anggota Komisi III DPR itu.

Ruhut juga mengingatkan Menteri Komunikasi dan Informatika yang merupakan kader PKS Tifatul Sembiring untuk menyosialisasikan kebijakan pemerintah soal BBM. Jika tidak, Ruhut menyarankan Tifatul untuk mundur.

Seperti diberitakan, pemerintah berencana menaikkan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter. Jika direalisasikan, sebanyak 15,53 juta keluarga miskin akan menerima uang tunai Rp 150.000 per bulan selama lima bulan dan kompensasi dalam bentuk program lainnya.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Mahfudz Siddiq mengatakan, pihaknya menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi lantaran pemerintah gagal dalam pengendalian konsumsi BBM bersubsidi. Terlebih lagi, terus terjadi penyimpangan penyaluran BBM bersubsidi.

Dalam dua kali rencana kenaikan harga BBM bersubsidi sebelumnya, kata Mahfudz, PKS telah menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait pengelolaan BBM bersubsidi, tetapi tidak digubris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    Whats New
    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

    Whats New
    Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

    Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

    Whats New
    60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

    60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

    Whats New
    Surat Utang Negara adalah Apa?

    Surat Utang Negara adalah Apa?

    Work Smart
    Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

    Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

    Whats New
    Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

    Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

    Whats New
    Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

    Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

    Whats New
    Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

    Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

    BrandzView
    Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

    Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

    Whats New
    Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

    Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

    Whats New
    Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

    Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

    OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com