Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri BUMN Dorong Diversifikasi Produk

Kompas.com - 10/06/2013, 02:56 WIB

Mojokerto, Kompas - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mendorong pabrik-pabrik gula berskala besar mendiversifikasi produk berupa bioetanol. Pabrik gula berskala kecil diharapkan juga melakukan hal yang sama dengan cara bersama-sama.

”Dengan sendirinya ke depan pabrik gula berskala besar harus bisa diversifikasi agar daya saingnya meningkat. Kalau pabrik gula kecil harus bersama-sama, kan tidak cukup tetes tebunya untuk produksi bioetanol,” kata Dahlan Iskan dalam kunjungan kerja di Pabrik Gula Gempolkrep dan Pembangunan Pabrik Bioetanol, Sabtu (8/6), di Mojokerto, Jawa Timur.

Dahlan mengatakan, diversifikasi produk berupa bioetanol tersebut bisa menopang ketahanan energi nasional. Hal itu karena bahan bakar nabati seperti bioetanol diperlukan di tengah makin mahal dan langkanya bahan bakar berbasis fosil seperti minyak bumi.

”Ke depan arahnya membangun pabrik bioetanol dan sebaiknya silakan BUMN (badan usaha milik negara) mencari uang sendiri untuk pengembangan diversifikasinya. Jangan bergantung pada pemerintah,” ujar Dahlan.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) Subiyono terus mendorong upaya diversifikasi produk, di antaranya melalui program untuk mengefisienkan penggunaan bahan bakar pembangkit (co-generation) untuk mengolah ampas tebu menjadi listrik. Selain itu, PTPN X juga bersiap mengolah tetes tebu menjadi bioetanol.

”Sudah saatnya kini pabrik gula menyeriusi produk turunan tebu nongula,” kata Subiyono.

Saat ini PTPN X merampungkan pembangunan pabrik bioetanol yang terintegrasi dengan Pabrik Gula Gempolkrep di Mojokerto. Investasi pabrik bioetanol tersebut menelan biaya sebesar Rp 461,21 miliar.

Terkait gula ilegal, masyarakat dan pengusaha di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia menagih Kementerian Perdagangan untuk segera memberi izin impor gula seperti yang diberikan pada 2012 lalu. Gula impor dinilai bisa mengatasi peredaran gula ilegal.

Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Perbatasan Indonesia HR Thalib menuturkan, sepanjang 2013 ini, kasus penyelundupan gula ilegal berulang kali terjadi dan ditangani oleh aparat penegak hukum. ”Tahun 2012 lalu, saat gula impor masuk melalui perbatasan, gula ilegal berkurang drastis,” kata Thalib.(TIF/AHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com