Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Rate Naik, Bantu Rupiah Naik Pamor?

Kompas.com - 11/07/2013, 15:19 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com - Naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 50 basis poin diperkirakan akan menaikkan pamor nilai tukar rupiah yang belakangan ini terus melorot, di samping mengantisipasi laju inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.

Ekonom Senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan menuturkan naiknya BI rate sekaligus juga mengisyaratkan bahwa Bank Indonesia tak lagi ingin menjadi satu-satunya pemasok likuiditas dollar AS di pasar domestik.

Saat ini, cadangan devisa di BI sudah di bawah 100 miliar dollar AS, sehingga perlu langkah untuk kembali menaikkannya.

"Naiknya BI rate akan mendorong naiknya suku bunga simpanan. Para eksportir yang masih memegang dollar AS akan tertarik mengonversi dollarnya ke rupiah untuk disimpan di perbankan dalam negeri. Ini akan membantu menguatkan nilai tukar rupiah dan mendongkrak cadangan devisa," ujarnya, Kamis (11/7/2013).

Menurut Fauzi Ichsan, hingga saat ini ada dana perbankan nasional sekitar 7,7 miliar dollar AS yang terparkir di luar negeri. Dana tersebut adalah milik para eksportir yang selama ini belum dikonversi menjadi rupiah.

"Besarnya dollar AS di pasar uang menunjukkan sebenarnya tidak ada masalah dalam hal pasokan mata uang tersebut. Hanya saja, dollar AS tertahan di perbankan dan tidak masuk di pasar valas," jelasnya.

Terkait dengan suku bunga pinjaman, Fauzi menjelaskan bahwa kemungkinan hal itu tidak naik karena ada persaingan dalam penyaluran kredit. Dia berkilah, calon debitur bisa mencari bank-bank yang menawarkan kredit dengan bunga rendah.

BI memilih untuk menaikkan suku bunga acuan BI (BI Rate) di bulan Juli 2013 ini sebesar 50 bps menjadi 6,5 persen. Kenaikan BI Rate tersebut untuk mengantisipasi nilai inflasi Juli 2013 akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, sikap BI yang menaikkan BI rate di bulan ini karena ingin menjaga stabilitas sistem keuangan dan ingin mengembalikan inflasi sesuai dengan sasaran BI semula.

BI sebelumnya memang pernah memerkirakan inflasi Juli 2013 bisa mencapai 2 persen (mom). Namun untuk inflasi Agustus dan September 2013 akan menurun. "Di bulan ini, kami menaikkan level BI rate sebesar 50 bps menjadi 6,5 persen," kata Agus saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Selain menaikkan BI rate, BI juga menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI) sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen.

Di sisi lain, BI tetap menjaga agar suku bunga kredit tetap, yaitu di level 6,75 persen. Suku bunga kredit yang tetap ini karena ingin menjaga pertumbuhan kredit di masyarakat. "Untuk mengantisipasi kenaikan BI rate dan Fasbi Rate ini, kami akan menjaga dengan bauran kebijakan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com