Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di TTU, Urus Akta Kelahiran Habiskan Rp 500.000

Kompas.com - 07/08/2013, 15:57 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com — Pembuatan akta kelahiran di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, bagi anak-anak yang berusia di atas 40 hari membutuhkan biaya hingga Rp 500.000. Hal itu dikatakan oleh Direktur Yayasan Mafefa Timor, Damianus Kenjam, kepada Kompas.com di Kefamenanu, Rabu (7/8/2013).

Menurut Kenjam yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten TTU ini, semakin jauh lokasi tempat tinggal, semakin besar juga biaya yang dikeluarkan. Padahal, biaya pembuatan akta itu hanya berkisar dari Rp 20.000 hingga Rp 100.000 per satu akta.

"Jadi, apalah artinya masyarakat terima BLSM Rp 310.000 sementara untuk urus satu akta dari satu anak saja harus mengeluarkan uang di atas Rp 500.000. Ini kan kita ciptakan masyarakat miskin baru," ungkap Damianus.

Kenjam mengatakan, besarnya biaya pembuatan akta itu dikeluhkan masyarakat di pedesaan dan kecamatan. Mereka berharap layanan pencatatan kelahiran lebih didekatkan pada tempat tinggal mereka supaya hak identitas bagi anak terjamin sepenuhnya.

Karena itu, Kenjam berharap, Pemerintah Daerah TTU harus segera membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah di sejumlah kecamatan untuk mengurus pencatatan kelahiran bagi masyarakat.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten TTU, Swibertus Sallu, mengatakan, Pemda TTU sudah punya rencana pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah di sejumlah kecamatan untuk mengurus pencatatan kelahiran bagi masyarakat.

Menurut dia, Bupati TTU telah memberi sinyal untuk mendukung pembentukan UPTD tersebut, di mana sejumlah kecamatan yang akan mendapat prioritas adalah Kecamatan Biboki Moenleu dan Kecamatan Bikomi Utara.

"Belum lama ini kami dan teman-teman dari Plan Kefamenanu dan sejumlah NGO di TTU telah melakukan konsultasi dengan Bupati TTU terkait rencana tersebut dan Bupati malah maunya jangan hanya empat atau lima, tetapi kalau memungkinkan 24 kecamatan lebih banyak. Jika tidak ada hambantan, tahun ini sudah dapat direalisasikan,” kata Swibertus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com