"Kernel Oil sudah pernah menang, tapi tahun ini belum," ujar Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas Wawan Widyawan, Rabu (14/8/2013).
Wawan menjelaskan, Kernel Oil adalah perusahaan yang hanya terdaftar untuk melakukan bisnis perdagangan. Minyak negara yang tidak dikonsumsi oleh negara dijual kepada beberapa perusahaan yang melakukan perdagangan dengan SKK Migas.
"Kita kan menjual minyak negara melalui tender, ada 40 perusahaan yang selalu mengikuti. Kernel Oil salah satu yang teregistrasi ke kita," jelas Wawan.
Wawan menambahkan, sisa dari lifting minyak SKK Migas dijual kepada para pedagang, termasuk Kernel Oil. Alasan lain, minyak yang berlebihan dijual karena tidak sesuai dengan kilang atau kilang perbaikan.
"Misalnya kilang sedang perbaikan, nah itu ada kondesat minyak yang tidak bisa di sana, itu kita jual," papar Wawan.
Wawan mengatakan, dari 830 ribu barrel minyak per hari, negara mendapat 50 sampai 60 persen. Sisanya dijual kepada para pedagang. Sisa yang dijual kepada para trader 1 sampai 2 kargo, dengan 1 kargo isinya 200 sampai 400 barrel.
"Kalau mau dikonsumsi domestik kan harus dipakai kilang minyak, berarti harus dijual ke luar negeri," ungkap Wawan.
Diberitakan sebelumnya, Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ditangkap dari rumahnya, di Jalan Brawijaya VIII Nomor 30, Jakarta Selatan, saat satgas KPK melakukan operasi tangkap tangan, Selasa (13/8/2013) malam tadi.
Dari tangannya, KPK juga ikut mengamankan sekitar 400 ribu dollar AS. Uang itu diduga uang suap dari perusahaan minyak swasta, 300 ribu dollar AS sisanya belum diamankan.
Dari informasi yang dihimpun Tribunnews.com, Rudi Rubiandini ditangkap bersama empat orang dari Kernel Oil, perusahaan Singapura. Rudi pun diduga menerima suap dari Kernel Oil. (Adiatmaputra Fajar Pratama)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.