Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-Rusia Sepakat soal Suriah, Harga Minyak Turun

Kompas.com - 17/09/2013, 07:41 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia jatuh pada Senin (16/9/2013) waktu setempat (Selasa pagi WIB), seiring kesepakatan AS-Rusia selama akhir pekan untuk melucuti senjata kimia Suriah. Kesepakatan itu mengurangi kekhawatiran mengenai pasokan minyak mentah.

Kontrak berjangka utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, berakhir di 106,59 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun 1,62 dollar AS dari penutupan Jumat.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan Eropa, turun 1,63 dollar AS menjadi ditutup pada 110,07 dollar AS per barel di perdagangan London.

Aksi jual terjadi setelah Amerika Serikat dan Rusia pada Sabtu (14/9/2013) mencapai kesepakatan untuk melucuti senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov, setelah tiga hari pembicaraan di Jenewa, mencapai kesepakatan memberikan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad waktu selama seminggu untuk menyerahkan rincian kuantitas dan lokasi semua senjata kimianya.

Persediaan senjata kimia Suriah kemudian akan diserahkan kepada pengawasan internasional dan dihancurkan pada pertengahan 2014.

"Harga bahan bakar minyak berada di bawah tekanan jual baru dalam perdagangan Senin, setelah AS dan Rusia selama akhir pekan mencapai kesepakatan untuk bekerja melalui resolusi Dewan Keamanan PBB guna menekan Suriah menyerahkan senjata kimianya," kata Timothy Evans dari Citi Futures.

"Jalan ke depan di Suriah mungkin tidak mulus, dan kami memperhatikan kekecewaan oposisi Suriah dengan kesepakatan itu, tetapi kemungkinan bahwa serangan militer dapat dihindari telah pasti meningkat dalam beberapa hari terakhir."

Kesepakatan itu telah memperoleh dukungan dari China, pemegang hak veto anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Para analis mengatakan kesepakatan itu telah menghindari kemungkinan serangan pimpinan AS di Suriah sebagai pembalasan atas  dugaan penggunaan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri.

Minyak berjangka pada bulan lalu mencapai tertinggi beberapa bulan di tengah kekhawatiran bahwa AS akan terus maju dengan serangan militer hukuman pada Suriah, dalam sebuah langkah yang bisa memicu konflik lebih luas di kawasan kaya minyak mentah Timur Tengah.

Pasar juga menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada Rabu. The Fed diperkirakan akan mengumumkan awal penarikan kembali program pembelian aset besar-besaran bank sentral, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE).

"Pada Selasa dan Rabu ini akan memberikan kita petunjuk penting tentang kapan, dan seberapa banyak, Fed akan mengurangi program pembelian aset 85 miliar dollar AS (per bulan)," kata Tamas Varga, analis pada broker minyak PVM.

"Kecuali ada perkembangan yang signifikan lain, ini akan menentukan arah untuk pasar minyak dan saham untuk minggu mendatang."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com