Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unilever, Berawal dari Produsen Sabun Cuci Batangan di Angke

Kompas.com - 31/10/2013, 17:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Unilever Indonesia Tbk telah berada di Indonesia sejak tahun 1933 atau 80 tahun yang lalu. Saat pertama didirikan di Indonesia, Unilever masih bernama Lever’s Zeepfabrieken NV. Di lokasi pertamanya, di Angke, Jakarta Barat, yang memproduksi sebuah sabun cuci batangan bernama Sunlight.

Perusahaan Belanda itu terus melesat sebagai salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods(FMCG) terdepan yang menguasai 60 persen pasar FMCG Indonesia. Salah seorang yang sukses membawa produk-produk Unilever menjadi kebutuhan pokok di Indonesia adalah President Director PT Unilever Indonesia Tbk, Maurits Daniel Rudolf Lalisang.

Pria kelahiran Makassar itu pun berkesempatan untuk membagi ilmu dan pengalamannya bersama para siswa Binus Business School, Jakarta, Rabu (30/10/2013) malam. "Saya yakin, di setiap rumah, sekarang paling tidak pasti pakai satu produk Unilever," kata Maurits.

Pada tahun 1982, PT Unilever Indonesia Tbk mulai "melantai" di lantai bursa dan menawarkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Penjualan yang sangat baik ditunjukkan oleh dua usaha utama, yakni Home and Personal Care dengan penjualan bersih sebesar Rp 17,2 triliun dan Foods & Beverages sebesar Rp 6,3 triliun.

Produk-produk home and personal care seperti Ponds, Dove, Clear, Sunsilk, Domestos, Molto, Rexona, Pepsodent, Rinso, Close Up, Zwitsal, Wipol, Super Pell, dan sebagainya. Hingga saat ini, sebanyak 73 persen warga Indonesia menggunakan produk Unilever ini. Sementara 27 persen sisanya, warga memilih untuk mengonsumsi produk food and beverages, seperti kecap Bango, mentega Blue Band, es krim Walls, teh Sari Wangi, Buavita, Royco, dan Lipton Ice Tea.

Pertumbuhan yang baik produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk ditunjukkan dengan keuntungan yang didapatkan setiap tahunnya. Pada tahun 2000, keuntungan yang didapat mencapai Rp 810 miliar. Kemudian, di tahun 2005, profit semakin bertambah mencapai Rp 1,44 triliun.

Peningkatan ini terus terjadi berturut-turut. Di tahun 2010, angka keuntungan mencapai Rp 3,39 triliun. Pada tahun 2012, keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 4,84 triliun.

Keuntungan yang besar itu, kata Maurits, tak lepas dari inovasi yang terus diciptakan Unilever. Menurut dia, sebuah inovasi telah menciptakan nilai lebih sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyajikan produk-produk yang terus disempurnakan.

Salah satu contoh inovasi itu dengan membuat kemasan, mulai dari sachet, tube, hingga kemasan tube dispenser atau kemasan menarik lainnya. Beragamnya kemasan tersebut, membuat produk menjadi beragam ukurannya.

Tiap tahunnya, paling tidak Unilever menciptakan sebanyak 60 inovasi baru. Inovasi itu juga ditunjukkan dengan inovasi jenis bentuk produk. Misalnya Sunlight yang awalnya berbentuk batangan terus diciptakan inovasi bentuk cair. Begitu pula dengan deodoran Rexona, dari bentuk roll on menjadi spray.

"Saya pikir, masyarakat adalah aset berharga perusahaan. Jadi, kami akan terus berupaya untuk memuaskan masyarakat dengan inovasi yang diciptakan. Inovasi juga yang telah menyelamatkan perusahaan dari kelesuan pasar pada tahun 2010," kata Maurits.

Selain melalui inovasi ukuran dan bentuk, Unilever juga berinovasi dalam menyediakan beragam pilihan merek untuk jenis produk yang sama. Contohnya untuk perawatan wajah, ada produk Citra bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, kemudian Fair and Lovely, dengan harga menengah, kemudian satu tingkat di atasnya, ada produk Ponds.

Kemudian, produk Paddle Pop yang disasar untuk anak-anak, dan ada produk Magnum dengan sasaran anak muda dan eksekutif muda.

Walaupun telah menjadi pemimpin pasar, PT Unilever Indonesia Tbk terus memperluas pasar. Jika pasar makin luas, pendapatan pun akan terus membesar.

Untuk mempertahankan konsumen dan meningkatkan laba tiap tahunnya, Maurits mengatakan PT Unilever Indonesia Tbk tak berhenti untuk terus menciptakan inovasi. Misalnya saja dengan mendorong konsumen untuk memakai produk lebih banyak.

Apabila selama ini masyarakat lebih mengenal Citra sebagai produk pelembut kulit yang hanya dapat digunakan di rumah, Unilever Indonesia kemudian menciptakan Rumah Cantik Citra. Di sana, konsumen bisa merasakan dipijat dengan Citra.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com