Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Transmigrasi Membangun Negeri

Kompas.com - 31/10/2013, 21:21 WIB
advertorial

Penulis

Salah satunya dengan dikembangkannya Kawasan Terpadu Mandiri (KTM). KTM sebagai salah satu solusi bagi percepatan kemajuan suatu daerah yang diharapkan membuat masyarakat transmigrasi akan makmur dan sejahtera dalam waktu dekat.

Tak hanya sebagai pusat pemerintahan, KTM juga akan menjadi pusat kegiatan ekonomi wilayah, jasa, dan perdagangan. Pengembangan SDA juga akan dilakukan secara berkelanjutan. Melalui KTM ini diharapkan nantinya akan tercipta peluang kerja dan usaha baru. Serta secara bersamaan terjadi mobilitas penduduk antarkota dan desa sehingga menopang terjadinya percepatan pembangunan pedesaan.

Bukti keseriusan Kemenakertrans dalam menangani hal ini terbukti dari tengah dibangunnya 44 KTM di wilayah transmigrasi. Sembilan KTM diantaranya dibangun di wilayah perbatasan. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat pembangunan wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga. Sehingga diharapkan tidak terjadi kesenjangan antara rakyat Indonesia dengan warganegara lain di wilayah sekitar perbatasan.

Sebanyak 35 kawasan lain untuk KTM telah disiapkan oleh Kemenakertrans. Kawasan tersebut akan dikembangkan menjadi pusat kegiatan pertanian. Baik dalam pengolahan barang jadi atau setengah jadi maupun untuk kegiatan agribisnis dan agrobisnis. Pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi. 

Namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, KTM diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja yang akan membantu memecahkan pengangguran di daerah tersebut.

Pembangunan transmigrasi tidak hanya membangun sarana fisik pemukiman (rumah, jalan, jembatan, fasilitas umum) namun juga diarahkan untuk membangun pertanian skala agribisnis dengan kesiapan SDM.

 

Food Estate

Lebih lanjut Menakertrans Muhaimin Iskandar mengatakan program transmigrasi sekarang berorentasi pada pembangunan kawasan yang didorong untuk memberikan kontribusi bagi ketersediaan stok pangan nasional.

Transmigrasi pun berkontribusi dalam penyediaan pangan nasional.  Kemenakertrans mulai membangun dan mengembangkan lahan pertanian food estate di kawasan transmigrasi. Dampak positif dari pengembangan food estate ini terlihat dari percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

“Kawasan transmigrasi yang tersebar di berbagai daerah diharapkan dapat bertransformasi menjadi lumbung pangan nasional untuk dapat mengurangi ketergantungan impor dari negara lain dan mewujudkan ketahanan pangan nasional, Kata Muhaimin.

Program transmigrasi masih memiliki prospek yang cukup besar untuk meningkatkan kontribusinya bagi ketahanan pangan. Hal ini terlihat dari aspek potensi lahan yang ada yang belum seluruhnya dikelola secara optimal.  

Dari sisi potensi lahan cadangan, pada saat ini terdapat areal Hak Pengelolaan Lahan (HPL) untuk program transmigrasi seluas 2,4 juta hektar yang belum dimanfaatkan. Dari jumlah tersebut saat ini sudah diukur ulang seluas 564,6 ribu hektar.

Pengembangan sentra produksi pangan dilakukan untuk mendorong produksi mendekati optimalnya atau memiliki musim tanam minimal dua kali per tahun dan sebagian besar transmigran pada lokasi yang cocok telah memiliki mata pencaharian utama dibidang usaha tanaman pangan dengan penghasilan minimal 3.000 kg setara beras per tahun.

“Peran transmigrasi dalam pengembangan sentra–sentra produksi pangan dipandang sangat relevan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional,” ujar Muhaimin. (adv)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com