Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/02/2014, 11:41 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) rupanya masih menyimpan hasrat untuk memiliki Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Setelah 2008 lalu BRI gagal meminang BTN, karena BTN lebih memilih go publik, kini BRI dikabarkan kembali ingin mengakuisisi BTN.

Bahkan, seorang pejabat di kementerian BUMN mengungkapkan, minat BRI mencaplok BTN sudah disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sofyan Basyir kepada Meneg BUMN Dahlan Iskan dalam pertemuan ekonomi dunia di Davos, Swiss belum lama ini.

"Pembicaraan dengan Meneg BUMN sudah dilakukan, tapi belum ada keputusan. Hanya konsolidasi bank BUMN harus tetap dilakukan," ujar si pejabat tersebut di Jakarta, Rabu 5/2/2014).

Corporate Secretary BRI, Muhammad Ali ketika dikonfirmasi mengaku belum mengetahui sama sekali rencana tersebut. “Saya malah baru dengar dari Anda,” katanya, Rabu (5/2/2014).

Rencana BRI mengakuisisi BTN ini memang cukup mengejutkan, mengingat core bisnis BRI yang lebih fokus menggarap segmen UMKM. Meskipun bank UKM ini mulai mengembangkan bisnis konsumen, namun produk KPR BRI masih mini.

Sampai tahun 2013, total kredit KPR BRI hanya sekitar Rp 10 triliun atau 75 persen dari total kredit konsumer senilai Rp 12 triliun. KPR yang disalurkan BRI tersebut paling bontot dibandingkan tiga BUMN lainnya. 

Sebagai informasi saja, per kuartal III-2013, BTN menyalurkan KPR sebesar Rp 83,1 triliun, BNI sekitar Rp 31,8 triliun dan Mandiri senilai Rp 27,3  triliun.

Dengan pengalaman dan fokus bisnis yang berbeda, rencana BRI mengakuisisi BTN dinilai negatif oleh sejumlah pelaku pasar.

Pengamat Pasar Modal dari Recapital Asset Management Pardomuan Sihombing mengatakan, pengalaman BRI dalam melakukan konsolidasi dan akuisisi belum teruji.

Salah satu contohnya kinerja Bank Agro setelah diakuisisi BRI tahun 2011 tidak berkembang secara optimal. Sampai kuartal III-2013, aset Bank Agro sebesar Rp 4,7 triliun dengan laba komprehensif tahun berjalan sebesar  Rp 25,2 miliar, turun daripada periode sama 2012 senilai Rp 28,5 miliar.

Menurut Pardomuan, jika dibandingkan dengan bank BUMN lainnya, pengalaman Bank Mandiri dalam melakukan akuisisi dan konsolidasi  lebih baik dan hasilnya lebih bagus. 

"Bank Mandiri terbukti sukses mengakuisisi sejumlah usaha jasa keuangan. Anak-anak  usaha Mandiri memiliki performa keuangan yang  bagus. Pengalaman BRI mengakuisisi Bank Agro memang tidak jelek, tetapi tidak sebagus pengalaman Bank Mandiri," imbuhnya.

Itu sebabnya, Pardomuan menilai BTN akan jauh lebih berkembang dan memberikan dampak bagi peningkatan KPR kepada masyarakat jika merger dengan  Bank Mandiri. " Dari sisi kesiapan teknologi dan kesamaan core bisnis BTN paling tepat di merger dengan Bank Mandiri," jelasnya.

Analis Trust Securities Reza Priyambada juga menilai bahwa akuisisi BRI terhadap BTN belum tentu memberikan dampak maksimal bagi penyaluran KPR BRI maupun BTN.

“Dalam sebuah akuisisi harus bisa memberikan benefit bagi kedua belah pihak.  Dalam artian tidak hanya untuk BRI yang dalam hal ini sebagai pihak yang mengakuisisi, tetapi juga bisa memberikan hal yang positif bagi kinerja BTN,” katanya, Rabu (5/2/2014).

Sebagai bank yang fokus di UKM sebaiknya BRI tidak mengubah alur bisnisnya, apalagi dengan penguasaan yang besar di UKM kinerja BRI sudah sangat solid. (Hendra Gunawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com