Salah satu yang berminat menjajal propeller seri N219 adalah PT Lion Mentari Airlines. Meski belum meneken MoU, Budiman membenarkan bahwa maskapai milik Rusdi Kirana tersebut membahas pemesanan 50 unit pesawat firm, dan 50 unit option.
"Rusdi Kirana, dia itu punya buying power tinggi. Saat dia beli pesawat dia punya hak untuk memilih engine apa yang dipakai, radio apa, dan lain sebagainya," terang Budiman, di Bandung, Jumat (14/2/2014).
Budiman mengatakan, PT DI pun menyambut baik rencana kerjasama dengan pihak Lion. Alasan utamanya, kata dia, PTDI juga akan lebih efisien dalam merakit pesawat. Sebagai contoh, karena Lion memesan engine dalam jumlah banyak, maka PTDI juga mungkin menggunakan engine yang sama dengan yang digunakan Lion. Dengan strategi ini, maka biaya produksi bisa lebih efisien.
"Dengan demikian buying power ke N219 pun lebih hemat. Target harga jual N219 bisa lebih rendah," kata Budiman.
Ia menambahkan, PT DI merencanakan N219 bisa menggelinding (rollout) pada pertengahan 2015. "Tapi sekarang kita berjuang bagaimana kesiapan pemerintah sebagai penyandang dana agar sejalan dengan business plan PTDI. Kalau untuk yang tidak ada cashout, seperti design enginering, kita tetap bisa jalan," ujarnya.
Budiman memastikan, setelah rollout, kemudian flight test, proses sertifikasi kelaikan terbang pun tak membutuhkan waktu lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.