Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi BBG Sangat Lambat

Kompas.com - 28/02/2014, 09:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Implementasi program pengalihan bahan bakar minyak menuju bahan bakar gas amat lambat karena keterbatasan infrastruktur. Padahal, pemakaian gas itu dapat mengurangi volume impor BBM. Untuk itu, pelaksanaan konversi perlu dipercepat dengan melibatkan swasta.

Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Perencanaan Strategis dan Kelembagaan Wiratmaja Puja menyampaikan hal itu dalam Forum dan Pameran Infrastruktur Indonesia serta Kendaraan Berbahan Bakar Gas Ke-8, Kamis (27/2/2014), di Hotel Gran Melia, Jakarta.

Direktur Pengusahaan Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Mohamad Hidayat menyatakan, saat ini total konsumsi BBM nasional 75 juta kiloliter dan 48 juta kiloliter di antaranya merupakan BBM bersubsidi. Dengan merosotnya produksi minyak, ketergantungan terhadap impor minyak makin tinggi. ”Saatnya beralih dari minyak ke gas,” kata dia.

Namun, Wiratmaja mengakui, konversi BBM ke BBG sejauh ini berjalan lambat. Kementerian ESDM mencatat, saat ini stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang beroperasi baru 12 unit, dan 11 unit SPBG yang siap tetapi tidak beroperasi. Dari 45 SPBG yang direncanakan tahun 2013, hanya jalan 8 SPBG.

Sementara itu, alat konverter tahun 2012 sebanyak 5.787 unit dan bus transjakarta berbahan bakar gas 579 unit. Tahun 2013 Kementerian ESDM telah membagikan 2.000 konverter sesuai rencana. Namun, Kementerian Perindustrian belum membagikan 15.000 konverter yang telah direncanakan. ”Kami akan dorong pembangunan infrastruktur dan fokus pada pemakaian BBG untuk kendaraan angkut berat,” ujarnya.

Kementerian ESDM akan uji coba pemakaian BBG untuk 680 truk pengangkut batubara di Muara Bungo, Jambi, dengan target pengurangan impor BBM 98.000 kiloliter per tahun. Juga akan uji coba pemakaian BBG untuk 300 kendaraan pertambangan di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Ketua Asosiasi Perusahaan Gas Alam Terkompresi Indonesia Robbi Sukardi menyatakan, pelaksanaan program itu akan lebih cepat jika sektor swasta menjemput bola dengan berinvestasi di bidang itu. ”Untuk beralih ke gas, banyak warga ragu karena terbiasa memakai BBM. Perlu ada sosialisasi yang gencar mengenai keamanan memakai gas,” ujarnya. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Whats New
Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Whats New
'Multiplier Effect' Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

"Multiplier Effect" Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

Whats New
Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Whats New
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Whats New
63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

BrandzView
Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Whats New
Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com