Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Dirjen Pajak Minta Pemda Ikut Awasi Pengusaha Tambang

Kompas.com - 11/03/2014, 18:57 WIB
|
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com -  Puluhan tahun tambang-tambang mineral di berbagai daerah menganga, tanpa diketahui pasti berapa pajak yang semestinya diterima negara dari para wajib pajak, pengusaha tambang.  Dirjen Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Fuad Rahmany menyatakan,  Ditjen Pajak Kemenkeu tidak mempunyai teknologi untuk menghitung berapa pajak yang harusnya dibayar para pengusaha tambang tersebut.

Sementara itu, ia pun menyangsikan laporan dari para eksportir tambang yang tercatat di Ditjen Bea Cukai, dalam aktivitas ekspor. "Pemda kan punya kewenangan memberikan izin. Saya cuma mengimbau, kalau Pemda memberikan izin usaha pertambangan (IUP), ya Pemda harus monitor terus berapa izin yang dia berikan untuk digali," kata Fuad di Jakarta, Selasa (11/3/2014).

Ketika ditanyakan berapa potensi pajak dari sektor pertambangan, dia hanya menjawab potensinya sangat besar. "Potensi gede. Kalau saya sebut berapa berarti saya tahu (berapa). Tapi jelas itu gede sekali," kata Fuad.

Ia pun teringat ketika pada suatu waktu berkunjung ke Kalimantan. Di sana, kata dia, setiap dua menit sekali tongkang-tongkang hilir mudik menganggut bongkahan batubara lewat sungai-sungai. Fuad pun mengaku terheran-heran bagaimana caranya negara menghitung peneriman pajak dari sesuatu yang terlihat tapi seolah-olah tanpa pengawasan tersebut.

"Mereka tidak pernah mau tahu berapa yang digali. Enggak bener itu," sambungnya.

Menurutnya, jika memberikan izin, seharusnya Pemda juga melakukan pengawasan. Tidak asal memberikan izin, lantas dilepas begitu saja puluhan tahun.

"Ini yang saya minta pihak Pemda dan pusat tanggung jawab. Kalau tidak kita tidak akan tau bumi kita ini digali berapa dalam. Terus kita juga kehilangan pajak karena enggak bisa hitung, karena tidak punya teknologinya," papar Fuad.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

KSEI Kembangkan 'Akses' untuk Permudah Investor Menyusun Laporan Pajak

KSEI Kembangkan "Akses" untuk Permudah Investor Menyusun Laporan Pajak

Whats New
IHSG dan Rupiah Parkir di Zona Hijau di Akhir Pekan

IHSG dan Rupiah Parkir di Zona Hijau di Akhir Pekan

Whats New
Survei Ipsos: Shopee jadi Marketplace yang Paling Memberikan Omzet Terbesar bagi Penjual Online

Survei Ipsos: Shopee jadi Marketplace yang Paling Memberikan Omzet Terbesar bagi Penjual Online

Whats New
Kisah Soeharto Bekukan Bea Cukai yang Jadi Sarang Korupsi pada 1985

Kisah Soeharto Bekukan Bea Cukai yang Jadi Sarang Korupsi pada 1985

Whats New
OJK Terbitkan POJK 3 Tahun 2023 untuk Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan

OJK Terbitkan POJK 3 Tahun 2023 untuk Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan

Whats New
Waspada Tawaran Investasi Bodong, Ini Tips Mengenalinya

Waspada Tawaran Investasi Bodong, Ini Tips Mengenalinya

Earn Smart
Menakar Potensi Investasi Hijau di Keuangan Syariah untuk Anak Muda Indonesia

Menakar Potensi Investasi Hijau di Keuangan Syariah untuk Anak Muda Indonesia

Whats New
Promo BCA untuk Buka Puasa Ramadhan 2023, Ini Daftar Restorannya

Promo BCA untuk Buka Puasa Ramadhan 2023, Ini Daftar Restorannya

Spend Smart
Harga Pangan Melambung, Asosiasi Pedagang Pasar: Permintaan Naik, Produksi Tidak Bertambah

Harga Pangan Melambung, Asosiasi Pedagang Pasar: Permintaan Naik, Produksi Tidak Bertambah

Whats New
Program Taxi Alsintan Berikan Dampak Positif bagi Petani di Sumsel

Program Taxi Alsintan Berikan Dampak Positif bagi Petani di Sumsel

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 50 Telah Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 50 Telah Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Daftar Promo Buka Puasa di Bakmi GM, Golden Lamian, dan Gokana

Daftar Promo Buka Puasa di Bakmi GM, Golden Lamian, dan Gokana

Whats New
Apa Bedanya Lion Air, Batik, Wings, dan Super Air Jet?

Apa Bedanya Lion Air, Batik, Wings, dan Super Air Jet?

Whats New
Satgas BLBI Panggil 13 Debitur, Tagih Utang Rp 9,20 Triliun

Satgas BLBI Panggil 13 Debitur, Tagih Utang Rp 9,20 Triliun

Whats New
ASEAN-BAC Sepakati 5 Isu Prioritas, Mulai Transformasi Digital hingga Investasi

ASEAN-BAC Sepakati 5 Isu Prioritas, Mulai Transformasi Digital hingga Investasi

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+