Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Dampak Pemilu ke Perekonomian Agak Terlambat

Kompas.com - 26/03/2014, 20:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 menjadi 5,5 hingga 5,9 persen dari prediksi sebelumnya 5,8 hingga 6,2 persen.

Salah satu alasannya karena konsumsi terkait pemilu tidak terlalu besar dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Ekonom Bank DBS Gundy Cahyadi mengatakan alasan BI menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan konsumsi terkait pemilu kurang terlihat pada kuartal IV 2013.

"Di pemilu 2004 dan 2009 biasanya pada bulan Desember konsumsi naik tajam, bisa sekitar 0,3 sampai 0,5 persen. Ini tidak terlihat di Desember kemarin," kata Gundy di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Namun demkian, Gundy memandang pada periode pemilu tahun 2014 ini ada hal yang sedikit berbeda dibandingkan pemilu sebelumnya. Hal yang dimaksud adalah belum ada kandidat calon presiden yang terlihat meyakinkan di mata publik.

"Belum ada kandidat yang firm. Ada kesan tahun ini dampak pemilu sedikit terlambat. Mungkin di kuartal II dan III baru terlihat mungkin pertumbuhannya," ujar Gundy.

Seperti diberitakan, BI memandang pertumbuhan ekonomi RI masih akan berlanjut, namun konsumsi rumah tangga diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan semula.

"Ini akibat lebih terbatasnya pengaruh pelaksanaan pemilu dibandingkan dampak di periode-periode pemilu sebelumnya, serta berjalannya transmisi kebijakan stabilisasi yang ditempuh BI dan pemerintah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.

Di samping itu, Tirta menyebutkan dampak pemilu pada tahun ini memang tidak sebesar pemilu-pemilu sebelumnya. "Misalnya dari sablon, kan yang sekarang tidak sebanyak yang kemarin-kemarin. Kaos juga. Kalau dilihat kan ternyata tidak sebanyak dulu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com