Dia mengatakan, penurunan paling dalam terlihat pada komoditas minyak nabati atau crude palm oil (CPO). “CPO turun drastis lebih dari 45 persen, nominalnya lebih dari 1 miliar dollar AS. Oleh sebab itu, karena penurunan drastis itu kami merasa ada kesalahan pencatatan di pasar, atau terjadi masalah yang mesti dipercepat penyelesaiannya,” kata Lutfi ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Lebih lanjut dia menyatakan, sampai saat ini Kementerian Perdagangan belum mengetahui pasti penyebab penurunan ekspor CPO tersebut. Untuk itu, pekan depan pihaknya akan memanggil pelaku industri CPO dan instansi terkait, membahas kemungkinan lain penyebab jatuhnya ekspor CPO.
“Kalau angka (nilai ekspor CPO) ini dikoreksi sama dengan bulan lalu, surplus neraca perdagangan nonmigas sebenarnya lebih baik. Kita akan pelajari semuanya,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.