“Pertama, audit pengawasan lapangan harus diperkuat. Kedua, illegal mining harus distop,” kata Jokowi, dalam jumpa pers, usai Dialog Kadin dengan Capres-Cawapres 2014, di Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Adapun cara ketiga adalah dengan memperbaiki tata kelola dan perizinan sektor pertambangan dan migas. “Memberikan kesempatan investasi itu harus, tapi perizinannya harus bener juga,” ujarnya.
Dia menekankan, penerimaan negara dari sektor pertambangan dan mineral harus lebih besar.
Dalam dialog dengan pengusaha, duet Jokowi, yakni Jusuf Kalla, menyebutkan, pada tahun pertamanya, mereka akan memberantas mafia migas. Sementara untuk mendorong penerimaan dari sektor pertambangan mineral, JK juga menuturkan pengusaha wajib membangun pabrik pemurnian bijih mineral (smelter).
Ditemui terpisah, Natsir Mansyur, pengusaha smelter di bawah bendera PT Indosmelt, memuji kewajiban pembangunan smelter yang dikatakan JK. Natsir bilang, smelter sebagai industri pioneer dapat mendorong pertumbuhan industri manufaktur, yang bahan bakunya saat ini sebagian besar masih impor dan menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia.
Dia pun secara pribadi menilai, pasangan No 2 itu adalah yang betul-betul mengerti permasalahan dunia usaha.
“Yang No 2 lebih mengerti. Ya, pak JK kan sudah 25 tahun jadi ketua Kadin, pak Jokowi juga di Solo jadi ketua (Kadinda),” ujar Wakil Ketua Kadin Indonesia bidang Pemberdayaan Daerah itu kepada wartawan, Jumat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.