"Pencapaian laba bersih tersebut merupakan hal yang sangat positif di tengah kondisi politik dan ekonomi domestik yang kurang kondusif," kata Direktur Jaringan dan Layanan BRI Suprajarto dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (22/7/2014).
Pertumbuhan kredit perseroan mencapai 17,19 persen yoy menjadi Rp 459,13 triliun pada kuartal II tahun 2014 dari Rp 391,77 pada periode sama tahun lalu. Adapun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tetap dapat terjaga pada posisi 0,57 persen.
"Dari sisi pendanaan, BRI juga berhasil menumbuhkan dana pihak ketiga (DPK). Per akhir kuartal II 2014 total DPK BRI mencapai Rp 488,45 triliun, tumbuh 11,27 persen yoy," ujar Suprajarto.
Dari capaian tersebut, kontribusi sumber dana murah (tabungan dan giro) dijaga pada level 57,3 persen. Adapun pertumbuhan tabungan mencapai 14,49 persen dibandingkan pertumbuhan industri sebesar 10,12 persen.
"Konsistensi BRI dalam mempertahankan pertumbuhan bisnisnya juga tercermin dari capaian Fee Based Income yang meningkat sebesar 20,8 persen yoy. Pertumbuhan fee based income tertinggi berasal dari transaksi e-banking sebesar 55,9 persen yoy, begitu pula porsinya yang naik dari 12,5 persen menjadi 16,1 persen," jelas Suprajarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.