Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kelas Menengah yang Akan Tetap Cari Cara Minum Premium

Kompas.com - 13/08/2014, 10:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengendalian bahan bakar minyak (BBM) di wilayah DKI Jakarta dinilai tidak efektif. Pasalnya, menurut pengamat ekonomi Faisal Basri, konsumen premium tetap akan mencari BBM dengan harga yang lebih miring.

Penghapusan premiun dari stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Ibu Kota tidak akan berdampak banyak terhadap penghematan anggaran pemerintah. Yang ada, kata dia, SPBU-SPBU di Jakarta semakin sepi, sementara SPBU di Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang menjadi semakin ramai.

"Karena itu, untuk mendapatkan BBM, saya (konsumen) menggunakan BBM makin banyak, makin boros ekonomi," kata akademisi Universitas Indonesia ini saat berbincang dengan wartawan, Selasa (12/8/2014).

Kemungkinan yang terjadi, para konsumen ini akan tetap mencari cara untuk dapat mengonsumsi premium.

Ada banyak cara. Pertama, mereka akan meminta orang untuk membeli premium di luar Jakarta. Kedua, akan muncul SPBU-SPBU dadakan yang membawa premium dari kota penyangga menuju Ibu Kota.

"Nanti ada bisnis baru. BBM bersubsidi nanti dijual ke Jakarta dengan harga miring. Saya beli di Depok Rp 6.500 per liter, saya jual di Jakarta Rp 8.000 per liter. Daripada beli pertamax Rp 11.500 per liter.... Maka everybody’s happy. Maka nanti ada pom bensin di tengah jalan, terus nanti ada razia polisi, nangkep-nangkepin," papar Faisal.

Menurut Faisal, penghapusan BBM subsidi sampai kota-kota penyangga pun tidak akan efektif lantaran bakal ada orang yang memperdagangkannya. "Ingat, ini Republik Indonesia yang tidak ada batas teritorial. Harga di dalam satu negara itu tidak boleh diperlakukan berbeda-beda. Misalnya untuk orang Jakarta, karena lebih kaya, harganya lebih mahal," ujar dia.

"Ini akan menimbulkan tragedi. Harga untuk jarak 1 kilometer beda jauh, yang satu Rp 6.500 per liter, yang satu lagi Rp 11.500 per liter. Di dunia ini enggak ada, di surga juga enggak ada, di neraka juga enggak ada," kata Faisal.

Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mendesak penghentian penjualan bahan bakar minyak bersubsidi di wilayah DKI Jakarta pada tahun depan. Rencana ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan yang kian parah. Sementara itu, sistem transportasi massal akan terus dibenahi untuk mengakomodasi warga yang ingin melakukan perjalanan tanpa kendaraan pribadi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, yang paling dibutuhkan masyarakat adalah penyediaan alat transportasi massal dengan tarif terjangkau. Sementara itu, pengguna BBM bersubsidi sebagian besar adalah pengguna kendaraan pribadi.

"Awal Januari 2015, kami akan menyurati pemilik SPBU agar mereka tidak menjual BBM bersubsidi. Kalau mereka tidak mau, izin akan dicabut," kata Basuki, Senin (11/8/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com