Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medco Akan Mengebor di Tunisia

Kompas.com - 22/08/2014, 11:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ladang garapan bisnis minyak dan gas (migas) PT Medco Energi International Tbk di luar negeri terus bertambah. Lahan baru tersebut berlokasi di Tunisia, sebuah negara di pesisir Laut Tengah, Afrika Utara.

Penambahan ladang migas ini menyusul keluarnya persetujuan dari Pemerintah Tunisia dan beberapa mitra kerja dari blok-blok migas eksplorasi di negara tersebut pada 18 Agustus 2014 yang lalu.

Medco merambah bisnis migas Tunisia melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, yakni Medco Tunisia Petroleum Limited. Medco Tunisia lantas mengakuisisi 100 persen saham Storm Ventures International (Barbados) Ltd dari Storm Ventures International l (BVI) Ltd, sang pemilik saham. Sebagai tambahan informasi, Storm Ventures International (BVI) Ltd adalah anak perusahaan Chinook Energy Inc yang terdaftar di bursa saham Toronto.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Medco Energi Lukman Mahfoedz dalam siaran tertulisnya, Kamis (21/8), menyatakan, "Transaksi ini akan menambah portofolio aset E&P Medco Energi di luar negeri serta mendukung pertumbuhan Perseroan ke depannya."

Perusahaan berkode MEDC di Bursa Efek Indonesia itu merogoh kocek hingga 114 juta dollar AS. Harga beli sebesar ini, mencakup total transaksi pembelian saham sebesar 127,7 juta dollar AS dan modal kerja sebesar 13,7 juta dollar AS.

Aksi jual-beli saham itu sendiri sebenarnya sudah tuntas sejak 1 Januari 2014. Sesuai dengan tanggal efektif yang berlaku sejak 1 Januari 2014 dalam perjanjian, Medco akan memiliki hak kepemilikan atas delapan area. Kedelapan area ini terdiri dari empat blok eksplorasi, dua blok pengembangan, serta dua blok produksi.

Sementara itu, perincian letak lokasi dari delapan wilayah kerja tersebut adalah, pertama, lima blok terletak di darat. Lima lokasi yang berada di Ghadames Basin itu meliputi, Adam, Sud Remada, Bir Ben Tartar, Jenein, dan Borj El Khadra.

Kedua, tiga blok lagi terletak di lepas pantai. Tiga lokasi yang dimaksud ada di cekungan Pelagian, lepas pantai timur laut Tunisia.

Produksi 2.800 bopd

Selain menggarap delapan wilayah, Medco juga akan menjadi operator di enam blok. Keenam blok tersebut yakni Sud Remada, Bir Ben Tartar, Jenein, Cosmos, Hammamet, dan Yasmin.

Adapun total produksi minyak dari dua blok yang sudah operasi, yakni Adam dan Bir Ben Tatar, saat ini adalah 2.800 barrels of oil per day (bopd). "Ke depan tingkat produksi akan dapat dinaikkan hingga 16.000 bopd melalui pengeboran sumur in-fill di blok produksi Bir Ben Tartar dan pengembangan lapangan Cosmos, Yasmin dan Fushia yang dijadwalkan selesai pada 2018," terang Lukman.

Perlu diketahui, sebelum merambah Tunisia, Medco diketahui sudah menggarap ladang migas di empat negara, yakni Oman, Libya, Yaman, dan Amerika Serikat.

Sebagai catatan, pada semester I-2014, Medco mencetak pendapatan 360,37 juta dollar AS. Pencapaian ini merosot 15,55 persen dari semester I-2013.

Namun, perusahaan ini mencatatkan laba bersih 11,39 juta dollar AS. Sebab, pos rugi setelah beban pajak penghasilan dari operasi yang dihentikan. turun menjadi 2,04 juta dollar AS. Sementara pada semester I-2013 pos tersebut tercatat senilai 11,28 juta dollar AS. (Pratama Guitarra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com