Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Manuver Kobra" Grup Lion dan Mencuatnya Rusdi Kirana jadi Calon Menhub

Kompas.com - 21/10/2014, 06:52 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


KOMPAS.com
– Dalam sepekan kemarin, publik dibuat tercengang oleh dua rencana besar Lion Group. Bagaimana tidak, rencana Lion mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma dan pembangunan pusat perawatan mesin pesawat di Batam, diperkirakan akan menguras kocek lebih dari Rp 10 triliun.  

Saking hebohnya, beberapa awak media berceloteh dengan menyebut dua rencana besar Lion itu sama saja “mengangkangi” maskapai-maskapai penerbangan besar lainnya. Bukan tanpa sebab, pasalnya dalam beberapa bulan terakhir ekspansi bisnis Lion pun nampak sepi dari pemberitaan media.

Manuver Cobra

Melihat aksi Lion dalam sepekan itu, nampak terlintas salah satu manuver paling berani dalam dunia penerbangan yaitu manuver cobra. Suatu aksi menuver tersulit yang kerap dilakukan oleh pilot pesawat-pesawat tempur canggih yang dimiliki angkatan udara berbagai negara.

Hampir sepanjang 2014 ini, Lion terlihat nampak tenang-tenang saja dalam pengelolaan bisnisnya. Mungkin salah satu yang menyita perhatian media adalah batalnya rencana Lion menjadi investor Kereta Api Express bandara dari Soekarno-Hatta sampai ke Halim Perdanakusuma pada Juli lalu.

Selain itu, pemberitaan mengenai Lion yang mencuat terkait dengan pelayanan penerbangan di bandara. Seperti beberapa maskapai lain, Lion juga memiliki masalah klasik terkait delay keterlambatan pesawat yang kemudian memunculkan kekecewaan dari pengguna jasa angkatan penerbangaan.

Namun, ketenangan itu berubah jadi hiruk pikuk pada 14 Oktober 2014. Lion secara tiba-tiba mengumumkan akan mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma dan akan mengambilalih bandara itu dari tangan Angkasa Pura II. Di hari yang sama Lion langsung menggandeng PT Adhi Karya Tbk sebagai pembuat desain proyek bandara, yang diperkirakan menelan dana Rp 5 triliun tersebut.

Rencana Lion itu langsung ditanggapai Kementerian Perhubungan sebagai regulator penerbangan nasional. "Prinsipnya, kalau keterbatasan dana pemerintah, kita terbuka swasta membangun bandara. Swasta boleh dengan syarat harus membuat Badan Usaha Bandar Udara,” ujar Plt Menteri Perhubungan Bambang Susantono ketika ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Sementara itu, AP II sendiri nampak cemas dengan recana Lion tersebut. Meskipun demikian AP II mengemukakan akan tetap menunggu bagaimana keputusan pengelolaan Bandara Halim nantinya. Bak gayung bersambut. Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Dahlan Iskan mengimbau AP II agar tidak ngotot memperebutkan pengelolaan bandara yang dulunya bernama Bandara Cililitan tersebut.

"Tentu (akan merugi AP II), tetapi kan itu bukan milik AP II, itu TNI AU kalau TNI AU memutuskan A, AP II gak boleh ngotot," kata Dahlan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (16/10/2014).

Kejutan belum usai. Sehari berselang, Lion mengumumkan kerjasama dengan CFM International untuk menangani perbaikan komponen dan pergantian suku cadang pesawat atau maintenance, repair and operations (MRO) selama 25 tahun. Rencananya, kerjasama yang diperkirakan menelan dana miliaran dollar AS itu akan pusatkan di pusat perawatan mesin yang juga akan dibangun Lion di Batam.

Rusdi Kirana si Calon Menhub

Dua manuver kobra Lion dipenghujung pemerintahan SBY-Boediono bisa jadi bukan hanya bermakna bisnis. Pasalnya, di kalangan wartawan sendiri mencuat nama Rusdi Kirana sebagai calon kuat Menteri Perhubungan dibawah komando presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo.

KONTAN Rusdi Kirana

Mencuatnya nama Rusdi, jelas baru beredar dikalangan wartawan sejak sepekan ini–-bersamaan dengan dua manuver yang dilakukan Lion. Di sisi lain, mencuatnya nama Rusdi Kirana juga diperkirakan karena Rusdi merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan mitra Jokowi dalam Koalisi Indonesia Hebat.

Meskipun demikian, jika merujuk kepada dua manuver Lion dalam sepekan, nampaknya bos Lion Group itu memiliki andil besar.

Menurut Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, dua rencana besar Lion itu berkat kecerdikan President dan CEO Lion Air yaitu Rusdi Kirana. Bahkan Edward tak sungkan memuji bosnya itu. "Insting bos saya ini luar biasa, dia tahu kalau situasi Bandara Soekarno- Hatta bakal stagnan seperti sekarang ini," kata Edward.

Dia mengatakan kekagumannya kepada insting Rusdi Kirana, karena bos Lion itu sudah memikirkan pengembangan bandara Halim sejak 10 tahun lalu. Akhirnya, Lion nekat masuk dan bekerjasama dengan TNI AU sebagai pemilik Bandara Halim untuk mengembangkan bandara itu.

Sebelumnya, nama direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan malah diperkirakan menjadi calon kuat Menhub. Pasalnya, Jonan dianggap berhasil mengubah citra kereta api (KA) menjadi sangat baik pada masa kepemimpinannya. Bahkan, Jonan pun sudah perah dipanggil untuk bertemu dengan Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com