"(Menaikkan harga BBM) tidak logis, BBM kita harusnya turun," kata Fadli, di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2014).
Fadli melanjutkan, asumsi harga BBM dalam APBN adalah 105 dollar AS per barel. Sedangkan harga di pasaran hanya sekitar 90 dollar AS per barel dan kemudian turun menjadi 82 dollar AS per barel. Dengan begitu, kata Fadli, rencana menaikkan harga BBM bersubsidi sangat tak masuk akal.
Sekalipun alasannya untuk mengalihkan subsidi ke sektor produktif dan tepat, tapi Fadli tak ingin memahami argumentasi tersebut. "Apa alasannya menaikan harga BBM? (Pengalihan subsidi) itu hanya argumentasi mereka, kenyataannya semua harga akan naik (kalau harga BBM naik)," ujarnya.
Baca juga: 1 November, Harga BBM Bersubsidi Tak Jadi Naik, tetapi...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.