Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Pusing, Ini Langkah Menyikapi Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 21/11/2014, 08:30 WIB

                                             Ryan Filbert
                                         @RyanFilbert

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi seorang pengatur kebijakan memang bukan sebuah hal yang mudah. Karena, tidak ada satu pun kebijakan yang dapat menyenangkan semua pihak.

Pada 18 November 2014 lalu, terjadi sebuah sejarah baru bagi masyarakat Indonesia, yaitu harga bahan bakar kendaraan mengalami kenaikan, dan besarnya adalah sekitar 30 persen. Apabila hari ini Anda adalah seorang pengguna kendaraan yang menggunakan bahan bakar bersubsidi, tentunya Anda sadar bahwa sekarang, dengan nominal uang yang sama, Anda akan mendapatkan bahan bakar 30 persen lebih sedikit dari sebelumnya.

Tidak peduli naik atau tidaknya bahan bakar bersubsidi, saya berharap hal ini akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Ada sebuah peristiwa menarik yang terjadi tepatnya sekitar 1,5 bulan yang lalu, ketika saya sedang mengisi bahan bakar di salah satu SPBU di Jakarta Barat. Waktu itu, saya berbincang dengan si petugas SPBU dan menanyakan pendapatnya tentang kenaikan bahan bakar.Ternyata, jawabannya di luar dugaan saya.

Waktu itu saya bertanya, ”Pak, BBM akan dinaikkan lagi ya Pak? Sudah dapat contekan belum, berapa kisarannya?” Petugas SPBU itu menjawab, ”Tidak masalah mas mau naik atau tidak. Saya sudah menggunakan bahan bakar sejak harganya masih Rp150. Yang penting saya masih bisa beli saja. Kalau masih bisa, pastinya saya akan tetap beli meski harganya dinaikkan.”

Pernyataan itu cukup mengagetkan saya, apalagi karena pernyataan ini keluar dari mulut seorang petugas SPBU. Dia fokus pada apa yang bisa dilakukan apabila hal itu terjadi, karena dia tahu bahwa naik dan tidaknya harga BBM tidak bisa dia kendalikan.

Saya pun mulai berpikir. Andaikan bahan bakar dinaikkan, sebenarnya apa saja yang bisa saya antisipasi? Karena jelas saya tidak bisa mengubah harga bahan bakar, tapi saya bisa mengubah apa yang saya lakukan:

Ubah kelakuan dan kepedulian berkendara

Bagi Anda yang saat ini juga menggunakan kendaraan pribadi, apakah Anda sudah mengenal cara-cara yang efisien dalam berkendara? Bila tidak, saya akan membagikan beberapa hal yang diajarkan rekan saya. Dia menyebutnya dengan istilah ‘defensive driving’:

- Jangan mengakselerasi kendaraan layaknya seorang pembalap; pindahkan perseneling dan tekan gas secara perlahan. Akselerasi berlebihan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros, dan juga membahayakan keselamatan Anda

- Hindari pengereman yang terlalu mendadak dan tandas; karena kondisi kendaraan yang stop and go membuat beban mesin menjadi lebih berat. Macet saja sudah dapat dipastikan bahwa macet adalah salah satu jenis pemborosan bahan bakar, terlebih lagi dengan menekan rem secara tandas dan kembali menekan gas. Di samping boros, hal ini juga mengakibatkan penumpang memiliki potensi lebih tinggi untuk mengalami mabuk darat.

- Jaga tekanan angin pada ban; setiap kendaraan memiliki standardisasi tekanan angin yang tertera pada buku panduan atau tertempel pada salah satu komponen kendaraan. Pengisian angin biasa juga disesuaikan dengan banyaknya muatan. Tekanan angin yang kurang akan menyebabkan kendaraan menjadi lebih boros bahan bakar dan tidak nyaman

Macet adalah pemborosan

Bila Anda hidup di kota besar seperti Jakarta, kemacetan adalah menu sehari-hari yang tidak bisa dihindari, tapi sebenarnya bisa disiasati. Inilah salah satu contoh siasat sederhananya.

Meskipun saya tinggal di area pinggiran Jakarta alias kota Tangerang, tapi beberapa kali saya harus siaran atau meeting di Jakarta. Bila memang jam meeting atau siaran, baik di radio atau televisi, merupakan jam rawan kepadatan, saya memilih untuk datang lebih awal.

Bila siaran dimulai pada pukul 8 pagi di area jalan protokol Jendral Sudirman, saya memilih untuk berangkat pukul 5 pagi dari tempat tinggal, dan tiba pukul 5.30 di lokasi. Ini lebih baik daripada berangkat pukul 6 pagi, dan tiba pukul 7.30.

Dengan hadir lebih awal, secara psikologis kita menjadi lebih tenang, dan kita juga memiliki waktu untuk melakukan aktivitas lainnya. Misalkan, saya bisa mengerjakan pekerjaan lain yang belum sempat saya selesaikan. Selain itu, bahan bakar kendaraan saya menjadi lebih efisien karena tidak berhadapan dengan kepadatan jalan raya yang ‘menggila’ menjelang pukul 6 hingga 8 pagi.

Cermat dengan cashback

Beberapa penerbit kartu kredit memberikan promo cashback untuk pengisian bahan bakar, dan jumlahnya cukup menarik.Kartu kredit yang saya gunakan menawarkan 1,5 persen cashback dari transaksi. Selain itu, saya juga mengisi bahan bakar di SPBU yang tidak mengenakan biaya tambahan bila menggunakan kartu kredit.

Dengan itu, pemakaian bahan bakar dalam satu bulan dapat tercatat secara terperinci pada laporan bulanan kartu kredit, dan saya juga mendapatkan cashback.

Apakah perlu membawa kendaraan?

Bila Anda ingin pergi ke suatu tempat, pertimbangkan terlebih dahulu apakah Anda memang memerlukan kendaraan pribadi, karena bisa saja hal ini sebenarnya lebih tidak efisien dibanding menggunakan kendaraan umum.

Mari saya contohkan: Bila saya ingin pergi ke Bandung seorang diri dan hanya menghadiri sebuah pertemuan di satu tempat lalu kembali pulang ke Jakarta, maka saya akan lebih memilih untuk meggunakan travel. Coba Anda hitung bahan bakar dan biaya tol yang harus Anda bayarkan bila Anda pergi seorang diri.

Namun bila saya pergi ke Bandung selama tiga hari bersama setidaknya empat orang, maka bisa saja menggunakan kendaraan pribadi lebih efisien.

Jangan lupa bahwa di kota besar seperti Jakarta, tarif di gedung-gedung parkirnya menjadi semakin tinggi. Sehingga, bila Anda memiliki sebuah keperluan di tempat tertentu yang memakan waktu berjam-jam, maka akan lebih baik bila Anda tidak menggunakan kendaraan pribadi.

Emisi buang, kaca film, dan ban

Seorang rekan saya sejak SMU, yang kini menjadi seorang ahli dalam penghematan dan efisiensi kendaraan, Yanuar Handoko, mengatakan bahwa emisi buang kendaraan yang begitu buruk sebenarnya memberikan sinyal bahwa kendaraan kita dalam kondisi tidak efisien, dalam hal kinerja dan bahan bakar.

Emisi buang yang buruk bisa diketahui dengan melakukan uji emisi kendaraan. Bila Anda mendapati uji emisi yang buruk, berarti Anda perlu membersihkan ruang pembakaran kendaraan Anda. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pembongkaran atau dengan menggunakan katalis fisika. Rekan saya itu mencontohkannya dengan menggunakan sebuah alat kecil yang dikenal dengan sebutan GTBooster.

Selain itu, penggunaan kaca film yang memiliki kemampuan untuk melindungi kabin kendaraan dari panas matahari (UV) akan menyebabkan kerja AC (Air Conditioner) lebih rendah dan lebih efisien.

Terakhir, penggunaan ban yang saat ini sudah dikembangkan dengan teknologi yang akan menambah efisiensi kendaraan juga semakin banyak, dan ban dengan teknologi Eco akan mengoptimalkan efisiensi bahan bakar.

Mari melakukan segala sesuatu dengan lebih efisien dan optimal.Jangan hanya melakukan justifikasi bahwa zaman semakin sulit, karena ini berarti Anda sedang bergantung pada hal yang tidak bisa Anda ubah.

Salam investasi untuk Indonesia!

dok pribadi Ryan Filbert

Ryan Filbert
merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Berusia 28 tahun, Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksadana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market. Pada bulan Oktober, Ryan Filbert menerbitkan dua seri buku baru padatrading saham berjudul Bandarmology dan investasi pada property Rich Investor from Growing Investment. Setiap bulannya, Ryan Filbert sering mengadakan seminar dan kelas edukasi di berbagai kota di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com