Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Kenaikan Harga BBM Hanya Terasa Hitungan Bulan

Kompas.com - 25/11/2014, 10:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) menimbulkan efek domino. Mulai dari meningkatnya biaya distribusi, inflasi, hingga menurunnya daya beli masyarakat. Usaha multifinance pun turut merasakan dampaknya. Apalagi ditambah dengan kenaikan suku bunga acuan.

Misalnya, dalam lini usaha pembiayaan mobil bekas. Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan, tren penurunan pembiayaan mobil bekas belum kelihatan. "Kami belum bisa prediksi apakah akan terjadi dan seberapa besarnya. Mungkin minggu depan baru bisa kelihatan trennya," kata Roni.

Berdasarkan pengalaman kenaikan harga BBM sebelumnya, kata Roni, memang ada penurunan. Akan tetapi, kondisi ini tidak signifikan dan hanya terjadi dalam hitungan bulan. "Seingat saya hanya tiga bulan, setelah itu normal kembali," imbuh dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Jerry Fandy, Head of Treasury and Finance Division PT Federal International Finance alias FIF. Penurunan umumnya akan terjadi, akan tetapi jika perekonomian membaik, maka pembiayaan mobil bekas juga akan turut pulih. "Biasa kondisi satu  bulan hingga dua bulan saja. Bisa rebound kalau ekonomi kita naik,” katanya.

Direktur Batavia Prosperindo Finance, Markus Dinarto Pranoto mengatakan, kondisi pembiayaan mobil bekas masih dalam status normal. "Belum ada penurunan sehingga tidak bisa dianalisa. Kalaupun ada hanya temporer saja," kata Markus.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, efek kenaikan harga BBM hanya berkisar maksimal dua bulan dengan penurunan sekitar 10 persen. Setelah itu, pembiayaan mobil bekas kembali pada kondisi semula.  Apalagi biasanya nasabah mobil bekas tergolong masyarakat dengan pendapatan lumayan.

Tren pembiayaan pada akhir tahun ini memang cenderung melambat karena merupakan masa liburan. Oleh karena itu, kata Markus, penurunan baru dapat dideteksi bulan depan.

Bunga multifinance bertahan

Meskipun sudah sepekan sejak Bank Indonesia menaikkan bunga acuan menjadi 7,75 persen, perusahaan pembiayaan masih menahan bunga pembiayaan ke konsumen. Salah satunya adalah PT BCA Finance. "Kami belum ada rencana menaikkan suku bunga," ujar Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance.

Hal senada juga diungkapkan oleh PT Radana Bhaskara Finance Tbk. Pihak perbankan sebagai salah satu sumber pendanaan utama Radana belum menaikkan suku bunga pinjaman. "Baru saja (BI rate naik), jadi belum ada perubahan. Yang sekarang masih kami pakai (pinjaman) juga belum dinaikkan," tutur Novita Frestiani, Sekretaris Perusahaan Radana Finance.

Markus Dinarto Pranoto, Direktur PT Batavia Prosperindo Finance Tbk menilai, pasar masih belum menunjukkan perubahan. Sehingga, ia memprediksi, pada awal 2015 barulah reaksi pasar yang sebenarnya muncul. "Kami masih nunggu reaksi pasar, awal tahun depan," kata dia.  (Maggie Quesada Sukiwan)

baca juga: Pertamina Sayangkan Mobil Mewah Masih Tenggak Premium

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com