Lalat itu dengan cepat langsung terbang dan hinggap di pundak orang kedua. Orang kedua langsung menangkap lalat tersebut, memakannya dan terlihat sangat menikmati. Tidak lama kemudian, seekor lalat lain terbang dan hinggap di orang pertama, dan tanpa menunggu lama, langsung ditangkap oleh orang pertama. Kemudian orang pertama menatap orang kedua, “Anda mau beli lalat saya?”
Orang pertama adalah seorang pengusaha, karena dia bisa melihat peluang yang berpotensi memberikan keuntungan kepada dirinya.
Pada dasarnya, menjadi seorang pengusaha itu harus bisa melihat antara demand (permintaan) dan supply (penawaran). Bisnis pertama saya adalah berjualan jaket kampus saat kuliah di Malaysia. Selama kurang lebih setahun, saya selalu melihat para mahasiswa lokal maupun internasional senang memakai jaket kampus, baik untuk kuliah atau sekedar nongkrong bersama teman-teman. Seperti normalnya sebuah jaket kampus, modelnya standar dan ada logo di bagian depan. Jaket tersebut banyak dijual di kantin atau mini mart yang terdapat di lingkungan kampus.
Tapi yang menggelitik saya adalah, jaket yang banyak dipakai para mahasiswa itu kualitasnya buruk dan harganya sangat mahal! Satu jaket dihargai RM 125 atau sekitar Rp 400.000. Wow! Untuk harga sebuah jaket kampus, bagi saya tidak masuk akal. Di Indonesia sendiri pada saat itu harganya berada di kisaran Rp 100.000-Rp 150.000.
Ini berarti demand sangat tinggi sedangkan dari sisi supply masih sangat terbatas, terlebih mereka tidak mempunyai pilihan yang lebih baik dari jaket-jaket yang sudah ada di lingkungan kampus. Tentu itu adalah sebuah peluang bisnis yang baik karena adanya ketidakseimbangan antara demand dengan supply.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk berani berjualan jaket yang rencananya akan saya kirim dari Jakarta. Saya sangat yakin jaket kampus made in Indonesia bisa diterima di pasar Malaysia karena kualitasnya yang baik dan harganya yang bisa bersaing. Saya lalu membuat desain jaket kampus yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mulai saya pasarkan secara door-to-door.
Tidak disangka, hasilnya sangat menggembirakan. Di kloter pertama, saya mengirim 150 jaket dari Jakarta yang saya bawa sendiri dengan pesawat. Saya menjual jaket tersebut dengan harga RM 80 atau sekitar Rp 250.000. Dari harga tersebut, saya mengantongi untung bersih Rp 125.000 per jaket dan repeat order terus berdatangan setelah banyak yang melihat jaket kampus tersebut dipakai oleh para mahasiswa.
Lalu apa hanya itu saja ciri menjadi seorang pengusaha? Tentu tidak. Banyak orang pintar yang bisa menganalisa tentang demand dan supply namun mereka lebih nyaman dan bahagia dengan menjadi seorang karyawan. Hal itu disebabkan tidak adanya panggilan hati yang kuat untuk menjadi seorang pengusaha.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.